Catatan : Husaini Algayoni*
Pasca tahun baru 2025 beberapa Komunitas Pendaki dari Aceh Tengah dan Bener Meriah melakukan aksi “sapu bersi” di Burni Telong, aksi ini disebabkan sampah berserakan di destinasi pendakian yang merupakan salah satu tempat favorit bagi pendaki dan wisata alam paling ikonik di Bener Meriah.
Kini pasca Idul Fitri 1446 H sampah wisatawan/pendaki kembali berserakan di Burni Telong, ini terlihat ketika kami mendaki pada 8 April 2025.
Sebelumnya Komunitas Pendaki yang melakukan aksi “sapu bersih” sudah menghimbau dan mengedukasi kepada pendaki agar menjaga kebersihan lingkungan alam.
Nah, kapan destinasi pendakian paling ikonik ini tanpa sampah? Saya pribadi menghimbau kepada dinas terkait dan pengelola Burni Telong agar lebih giat lagi memperhatikan kondisi masalah sampah ini.
Kalau seperti ini terus menerus, takutnya ke depan akan menjadi kebiasaan bagi pendaki meninggalkan sampai di hutan tanpa ada tindakan yang serius.
Dan sesama pendaki mari sama-sama saling menjaga kebersihan alam agar hutan kita bersih dari sampah, asri, dan bisa dinikmati dengan nyaman.
Jangan sampai hutan marah atas ulah kita sendiri yang tidak menjaga lingkungan dan menjaga pendaki dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebagaimana motto dari pendaki:
Jangan ambil sesuatu kecuali gambar, tidak boleh mengambil bunga Edelwis atau apapun bentuknya kecuali memotret.
Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak, pendaki dilarang meninggalkan sampah dan harus dibawa turun sampah tersebut.
Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu, pendaki tidak diperbolehkan membunuh hewan yang ada di hutan.
Mari sama-sama menjaga Burni Telong 2624 Mdpl bersih dari sampah agar kita rindu untuk menyapa kembali, keindahan dan kebersihan Burni Telong. []