Diklat dan Retret Ramadhan Keluarga Muslim

oleh
Masjid Al-Munawarrah Uning, Pegasing-Bies. (Ist)

Oleh : Mahbub Fauzie, S.Ag., M.Pd*

Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang dapat dijadikan sebagai momen penting untuk mendidik dan melatih keluarga dalam hal spiritual, moral, mental dan kebersamaan.

Dalam bulan suci ini, keluarga muslim bisa menjadikannya sebagai kesempatan yang tepat untuk menggelar semacam pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi seluruh anggota keluarganya.

Dengan menjadikan Ramadhan sebagai “bulan diklat”, setiap anggota keluarga muslim dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah. Hubungan anggota keluarga lebih harmonis, dan lebih kokoh dalam menghadapi dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Bulan Ramadhan juga bisa dikemukakan sebagai bulan ‘retret’ bagi orang Islam. Karena dalam bulan mulia ini memberikan kesempatan khusus untuk merenung (tafakur dan tadabbur), mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah Swt, dan merefleksikan kehidupan dalam artian muhasabah atau introspeksi diri.

Dalam konteks ini, Ramadhan bisa dimaknai juga sebagai ‘bulan retret,’ dimana setiap orang Islam yang beriman pada bulan tarbiyah ini mempunyai kesempatan untuk keluar dari rutinitas duniawi yang fana dan memfokuskan diri pada peningkatan kualitas diri, baik secara spiritual, mental maupun sosial.

Perintah wajib puasa sebagaimana diinstruksikan dalam firman Allah Swt pada surah Al-Baqarah ayat 183 adalah dalil sentral agar orang Islam yang beriman melakukan ‘diklat’ dan ‘retret’ dengan memutuskan diri dari kesenangan duniawi seperti makan, minum, dan syahwat lainnya yang bisa membatalkan puasa.

Dengan berpuasa yang baik dan benar dalam suasana Ramadhan. Diiringi dengan upaya dan ikhliar sungguh meningkatkan amal ibadah, pemantapan akidah dan perbaikan akhlaknya, orang Islam yang beriman diharapkan akan dapat meraih derajat yang mulia sebagai orang-orang yang bertakwa.

Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk merenungi perjalanan hidup, memperbaiki diri, dan memahami makna keberadaan sebagai hamba Allah.

Suasanan retret Ramadhan juga bisa membentuk ketenangan jiwa, dengan menurunkan intensitas aktivitas duniawi, setiap pribadi muslim dapat menemukan kedamaian batin melalui ibadah dan dzikir.

Dalam bulan Ramafhan ini, ibadahnya semakin intensif, yakni menjadi lebih istiqamah dalam mendirikan shalat wajib lima waktu, dan tentunya tidak ketinggalan melaksanakan shalat tarawih, tahajud dan witir serta shalat sunah lainnya. Rajin membaca Al-Qur’an, dan qiyamul lail menjadi bagian penting dari “retret ramadhan” ini.

Setiap anggota keluarga selalu melakukan tafakur dan zikir, yakni dengan menggunakan waktu untuk merenungkan kebesaran Allah dan memperbanyak dzikir.

Keluarga dituntun dan diarahkan untuk semakin peduli, yakni semakin suka bersedekah dan berbagi; tradisi senang memberi kepada sesama membawa rasa kepuasan spiritual yang memperkuat hubungan dengan Allah sekaligus dengan sesama manusia.

Suasana Ramadhan mempunyai banyak kesempatan untuk lebih terjalinnya rasa kebersamaan dalam keluarga. Waktu sahur dan berbuka puasa bersama menjadi momen indah bagi semua anggota keluarga.

Saling bercengkerama, diskusi ringan dan interaksi sosial dalam rumah tangga pun semakin bermakna. Kekompakan anggota keluarga semakin terbangun.

Sebagai bulan yang paling mustajabnya untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah; maka berdoa memohon taufik, hidayah dan innayah kepada Allah Swt semakin lebih khusyuk, terutama pada waktu sahur dan menjelang berbuka, menjadi cara mendekatkan diri kepada Allah.

Momen Ramadhan dijadikannya juga untuk perbaikan akhlak dengan meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan akhlak mulia.

Latihan kesabaran dan keikhlasan di bulan Ramadhan akan berbuah manis. Sabar dan Ikhlas akan menjadi kebiasaan baik yang dinamis dalam kesehariannya.

Ringkasnya, segala macam aktifitas sepanjang diklat dan retret ramadhan hendaknya akan menjadi kebiasaan baik yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehar-hari pasca Ramadhan.

Keluarga muslim yang berhasil lulus dari kegiatan diklat dan retret Ramadhan akan semakin Sakinah, mawaddah warrahmah. Insya Allah.

*Penghulu Ahli Madya dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.