Sastra Aceh Sedang Dalam Masa Prihatin

oleh

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Seniman dan budayawan Dr. Salman Yoga S menyatakan, geliat sastra Aceh hari ini sedang dalam masa prihatin dan kehilangan ruang akibat ignore it pihak terkait.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara summit launching (Puncak Peluncuran) buku, “Antologi Puisi -Introspeksi Memandang Aceh dari Satu Kacamata-” dilaksanakan di Indoor Taman Seni dan Budaya Banda Aceh Sabtu, 17 Agustus 2024.

Salman Yoga yang tampil sebagai pembicara bersama Dr. Fuad Mardatillah UY Tiba, MA menyampaikan sastra dalam satu dasawarsa di Aceh tanpa ruang yang memadai.

“Ruang-ruang sastra kita yang terseleksi dan bermutu kian terjepit. Pasca rontoknya rubrik-rubrik yang sama dari sejumlah media cetak yang selama ini menjadi saluran utama para penulis,” katanya.

Hal tersebut diperparah lagi dengan andil pemerintah Aceh yang abai terhadap hal tersebut. Terbukti dalam even budaya lima tahunan seperti Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ruang bagi pelaku sastra tertutup rapat bahkan ada kesan sengaja ditiadakan.

“Padahal dalam sejarahnya eksistensi negeri ini mashur dan disegani adalah karena nilai dan karakter kebudayaannya,” jelas Salman yang selain penulis juga adalah penerjemah karya sastra asing ke dalam bahasa daerah.

Salman mengakui sastra Aceh secara komunal tenggelam, baik di ruang publik, dialektika dan program instansi terkait. Meskipun demikian karya secara personal sejumlah sastrawan Aceh tetap eksis di luar.

Sejumlah seniman yang turut memeriahkan dengan tampil baca puisi secara parade dalam acara ini, ada Zulfikar Kirbi, Iwan Setiawan, Rahmad Sanjaya, Nazar Debus, Made In Made, Ansar Salihin, Rizkiana Mahbengi dan lain-lain.

[SP]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.