Nasib Sial Supir Ambulans, Dir RSUD Muyang Kute : Tidak Ada Pemotongan Jasa Supir

oleh

REDELONG-LintasGAYO.co : Bagi orang berada, uang satu juta rupiah mungkin dianggap kecil, tapi bagi kaum lemah uang sejumlah itu sangat berharga dan kalau memang hak wajib diperjuangkan.

Demikian perumpamaan pengakuan sejumlah supir ambulans Rumah Sakit Muyang Kute Bener Meriah yang mengaku, menjadi korban modus operandi dugaan praktek penyelewengan keuangan negara.

“Laporan yang kami terima dari sejumlah supir ambulans di rumah sakit pemerintah tersebut, jasa mereka dipotong dengan alasan untuk perbaikan ambulans, padahal biaya pemeliharaan sudah ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA),” kata salah seorang supir yang enggan disebut namanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menghindari pemotongan oleh oknum proses pembayaran seharusnya langsung ke supir ambulans, tapi sekarang dari rekening Rumah Sakit ditransfer ke salah seorang Kepala Bidang, kemudian dibayar cash kepada supir.

Tidak sampai di situ, setiap keberangkatan ambulans membawa pasien rujuk ke luar daerah, terutama ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) harus ada biaya untuk membeli BHP (Bahan Habis Pakai); seperti infus, oksigen, masker dan minyak ambulan. Sementara BHP diambil dari RS.

“Dikhawatirkan terjadi dua kali pembayaran. Pembayaran pertama masuk sebagai pendapatan rumah sakit, pembayaran kedua masuk ke kantong-kantong pribadi para pejabat di lingkungan rumah sakit,” ujarnya.

Menurut para supir ambulans, rata-rata biaya rujuk ke Banda Aceh sejumlah Rp. 1,2 juta, jasa sopir dan perawat untuk Rp. 700 ribu, BBM Rp. 200 ribu dan sisanya Rp. 300 ribu untuk BHP.

Sementara itu, Direktur RSUD Muyang Kute Bener Meriah, dr. Sri Tabahati, Sp.AN ketika dikonfirmasi mengatakan, dirinya tak mengetahui perihal itu.

Namun ia memastikan tidak ada pemotongan jasa supir ambulans, untuk kebutuhan perbaikan. “Saya ga tau tentang itu pak, tapi setahu saya tidak pernah ada pemotongan,” katanya menjawab konfirmasi LintasGAYO.co.

Ditambahkan, terkait masalah biaya perjalanan pihaknya langsung mentransfer ke rekening supir, tidak menggunakan uang cash.

“Jadi tidak benar, kita bayar cash, semuanya ditransfer langsung. Minsalkan, biaya ke rumah sakit di Banda Aceh, itu biayanya Rp. 1,2 Juta, ke Lhokseumawe Rp. 650 Ribu, ke Medan Rp. 2,2 Juta,” katanya sambil menunjukkan bukti transfer.

Dijelaskan, saat ini RSUD Muyang Kute Bener Meriah, memiliki enam orang supir ambulans, yang diketuai oleh Armia.

“Dan untuk semua supir ambulans mendapatkan jasa dari 3 jenis pembayaran, yakni dari Pemkab, jasa BPJS dan jasa saat merujuk pasien,” katanya.

Ia juga mengatakan, para supir dapat melakukan komplin langsung kepada dirinya, jika terdapat hal-hal yang kurang memuaskan.

“Jika ada hal yang dirasakan kurang memuaskan, silahlan para supir ambulans lapor ke saya,” tandas dr. Sri Tabahati, Sp.AN.

[Red]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.