Pilkada, Mencari “Ton Kapur Sesak”

oleh
Muhammad Syukri di acara "Melek Kopi"

(Tanggapan atas tulisan Karimansyah)

Catatan Muhammad Syukri

Februari 2024 lalu, dunia politik Indonesia sempat ramai oleh aktivitas politik pemilihan umum (Pilpres dan Pileg). Aroma itu belum habis menguap, tetiba pemilihan umum berikutnya sudah menjelang.

Masa iya? Benar, tanggal 27 Nopember 2024 mendatang akan berlangsung kembali pemilihan umum (pemilu). Pemilu kali ini disebut Pilkada serentak yang bertujuan memilih kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota se Indonesia.

Seiring dengan itu, mesin politik mulai dinyalakan. Ditandai dengan bisik-bisik warung kopi tentang siapa sosok yang akan didukung. Bisik-bisik itu merambat sampai ke jagat maya.

Lihatlah timeline Facebook dan Instagram. Berseliweran postingan foto tokoh-tokoh yang digadang-gadang akan mencalonkan diri sebagai kepala daerah.

Menariknya, sangat beragam komentar netizen terhadap tokoh-tokoh itu. Banyak yang positif, tidak sedikit pula yang tendensius.

Haruskah tersinggung atas komentar tendensius para netizen? Karimansyah dalam lintasgayo.co (28/3/2024) sudah mengulas kompetensi (kemampuan) yang harus dimiliki seorang pemimpin di Dataran Tinggi Gayo.

Terkait : Mengenal Prinsip Kepemimpinan Dalam Masyarakat Gayo

Apa kompetensinya? Mereka harus memiliki keterampilan serta kemampuan mendengar. Mendengar apapun yang disampaikan warga. Termasuk kesediaan menerima saran atau kritik.

Kenapa pemimpin di Dataran Tinggi Gayo harus memiliki keterampilan dan kemampuan mendengar? Para filsuf dan moyang datu dari daerah ini sudah mengingatkan para pemimpin dengan sebuah perimestike (peribahasa) yang berbunyi: “reje ton kapur sesak.”

Apa artinya? Menurut Karimansyah, pemimpin menjadi tumpuan dari semua hal yang baik atau buruk. Tempat orang menyampaikan harapan, sanjungan, pujian, penghargaan, penghormatan, keluh kesah, sindiran, kritik, caci maki, hinaan dan sumpah serapah.

Koq berat banget? Begitulah. Pertanyaannya, siapakah sosok yang bersedia menjadi “ton kapur sesak?” Tentu mereka yang menyatakan diri maju dalam kontestasi Pilkada 2024.

Berarti Pilkada di Aceh Tengah sesungguhnya sebuah proses untuk memilih “ton kapur sesak.” Memilih sosok yang bersedia menampung keluh kesah warga. Siapakah sosok seperti itu? Mari kita tunggu tanggal mainnya. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.