TAKENGON-LintasGAYO.co : Balai Bahasa Provinsi Aceh menggelar Festival Tinas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat provinsi. Kegiatan ini, berlangsung 20-23 November 2023 di Takengon.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Umar Solikhan mengatakan, pada FTBI ini, diikuti siswa SD dan SMP dari 3 Kabupaten (Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah).
“Dan sebanyak 6 jenis perlombaan dilaksanakan pada kegiatan ini,” kata Umar saat membuka acara tersebut, Senin malam 21 November 2023.
Keenam lomba itu kata dia, mulai dari lomba Lawakan tunggal/stand up Comedy (Seni Berakah). Menulis dan Membaca Puisi (Puisi Gayo). Menulis Cerita Pendek (Cerite Singket). Tembang Tradisi (Jangin), Mendongeng (Kekeberen) dan Pidato (Pedato).
“Peserta yang ikut kegiatan ini, sebelumnya diseleksi di masing-masing kabupaten,” terangnya.
Menurutnya, Kemendikbud Ristek lewat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada 2023 ini, memiliki 3 program prioritas, yaitu literasi kebahasaan, pelindungan bahasa dan sastra, dan internasionalisasi bahasa Indonesia.
Khusus untuk perlindungan bahasa, kata Umar, menurut data UNESCO dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, telah ada 200 bahasa di dunia yang punah.
“Di Indonesia sendiri saat ini terdapat 718 bahasa daerah yang sudah terverifikasi oleh Badan Bahasa. Namun, banyak bahasa daerah yang kondisinya terancam punah dan kritis,” kata Umar.
“Penyebab utama kepunahan bahasa daerah adalah karena para penutur jatinya tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasanya kepada generasi berikutnya,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, dari hasil kajian vitalitas Bahasa di Indonesia, berdasarkan kajian terhadap 89 bahasa daerah, 25 bahasa berstatus aman, 19 berstatus rentan (stabil, tetapi terancam punah), 3 bahasa mengalami kemunduran, 25 terancam punah, 6 berstatus kritis, 11 bahasa punah.
“Oleh karena itu, lewat program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang merupakan program nasional, dan sebagai bagian dari platform Merdeka Belajar Kemendikbud, yaitu MB Episode ke-17, bahasa Gayo ini kita lestarikan,” tegasnya.
“FTBI hanyalah salah satu dari tahapan RBD, dan bukan muara atau akhir dari RBD karena tujuan akhir dari pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah adalah agar penutur muda, menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan menyenangkan,” tambahnya.
Lebih dari itu, kata dia juga untuk menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah dengan penuh rasa sukacita. Menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan untuk mempertahankan bahasa daerahnya, dan
menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.
“FTBI hanya pemantik supaya generasi muda bersemangat untuk melestarikan bahasa daerah dengan menyenangkan. Selain itu FTBI sudah dimaksukkan dalam bagian Manajemen Talenta Nasional (MTN) Kemendikbud yang para juaranya akaan disejajarkan juara bidang-bidang lainnya, seperti olimpiade juara bidang olah raga dan bidang lain,” katanya.
“Artinya, para juara FTBI (sesuai dengan tingkatannya) nantinya akan punya peluang untuk pengembangan talenta tingkat nasional dan bisa menggunakan sertifikatnya untuk melanjutkan Pendidikan melalui jalur prestasi,” demikian Umar Solikhan.
Kegiatan itu, turut dihadiri Pj Bupati Aceh Tengah, T Mirzuan, Plt Sekda Bener Meriah, dan sejumlah pejabat dari 3 kabupaten Gayo bersaudara.
[Darmawan]