TAKENGON-LintasGAYO.co : Salah seorang aktivis dari Aceh Tengah, Maharadi, menuding manajemen Rumah Sakit Umum Datu Beru (RSUDB) Takengon, Aceh Tengah, tak becus dalam mengelola dan menjamin keselamatan pasien.
Pernyataan itu, terkait meninggalnya salah seorang pasien jiwa yang diduga karena bunuh diri pada, Kamis, 17 Agustus 2023 lalu.
“Kalau mereka becus, kejadian seperti ini tak terjadi lagi,” kata Maharadi Minggu, 19 Agustus 2023
Menurutnya, kejadian ini, bukan yang pertama di ruang jiwa RSUDB. “Sebelumnya pada 9 Januari 2019, seorang pasien jiwa juga membakar ruangan perawatan yang menyebabkan pelaku luka bakar,” tegas Maharadi.
Ia menduga, prosedur tindakan dan pendokumentasian menjadi suatu bentuk pelayanan pada pasien sakit jiwa, belum maksimal diberikan oleh pihak rumah sakit.
“Seharusnya, kalau prosedur ini dilakukan, kejadian kasus seperti bunuh diri oleh pasien di ruang rawat semestinya tidak terjadi,” kata Maharadi
Akibat kasus ini, RS dapat diberi sanksi karena dianggap lalai sehingga menyebabkan pasien bunuh diri. “Sanksi yang diberikan tergantung pada yurisdiksi dan peraturan yang berlaku,” kata Maharadi
Menurut Maharadi, umumnya, jika rumah sakit gagal untuk memberikan perawatan dan pengawasan terhadap pasien yang memiliki risiko bunuh diri, mereka dapat menghadapi tuntutan hukum dan dampak reputasi yang serius.
[Darmawan]