Oleh : Win Wan Nur*
Tadi malam, sehari pasca penampilan menggetarkannya dalam laga debutnya di pertandingan MMA One Pride, saya berbicara dengan Mirwandi melalui video WA hampir satu jam, macam-macam yang kami omongkan.
Kepada saya Mirwandi menceritakan banyak hal, mulai dari masa kecil rasa cintanya pada Gayo, bagaimana dulu dia menyaksikan Naura, lalu Nabila dan kemudian Faul mengangkat marwah Gayo melalui seni.
“Saya sadar, saya tak punya bakat seni. Tapi dengan olahraga beladiri yang saya tekuni, saya bertekad melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan, mengangkat marwah dan harkat martabat Gayo, jadi dikenal masyarakat luas di Indonesia bahkan dunia,” kenangnya, mengingat masa lalunya.
Kemudian, terkait dengan daerah yang dia wakili dalam pertandingan malam itu.
Tadi malam saya tanya pada Mirwandi, “sepengetahuan saya, olahraga profesional itu, atlet tidak bertarung membawa nama daerah tempatnya tinggal tapi membawa nama daerah asalnya dan nama camp tempatnya bergabung.”
Saya saat itu teringat pada Wladimir Klichko yang berdomisili di Jerman tapi tetap bertanding atas nama Ukraina, atau M. Rahman dulu yang tetap disebut asal Merauke, meski dia berdomisili dan berlatih di pulau Jawa. Dan Mirwandi membenarkan perkataan saya.
Banyak lagi hal yang kami bahas, sampai wawancara selesai karena Mirwandi harus istirahat.
Kemudian, tadi pagi sekitar pukul 5.45 WIB, Mirwandi menghubungi saya, menceritakan keresahannya tentang banyaknya beredar informasi simpang siur tentang dirinya.
Salah satu yang sangat mengganggu dirinya yang berkait pertanyaan saya di atas, yang saya tanyakan padanya tadi malam, mengenai salah kaprah terkait perbedaan olahraga amatir dan profesional.
Ternyata tadi pagi, Mirwandi membaca banyak sekali informasi yang beredar liar yang menyatakan kalau dirinya tidak bertarung atas nama Gayo, daerah kelahiran yang sangat dicintainya, melainkan Jawa Barat.
“Masak saya dibilang mewakili Jawa Barat, bukan Gayo, padahal amatir kan beda dengan profesional bang, kita olahragawan pro kan gak ngikut alamat KTP bang, kalaupun tempat domisili, hanya saja promosi camp dan tim kita bang, kebetulan tim saya alamatnya di Garut. Tapi saya, bukan bertanding mewakili Jawa Barat, saya putra Gayo, saya bertanding mewakili Gayo, julukan saya aja sengaja saya buat ‘GAYO'” ungkapnya dengan nada sendu.
“Akibat dari beredarnya informasi seperti ini, saya perhatikan banyak muncul kekecewan di hati kecil urang Gayo bang. Padahal tujuan saya kan membuat mereka bangga, saya ingin menaikkan derajat Gayo bang, bukan hanya memanfaatkan Gayo dan cari simpati atau support semata bang.” Tukasnya lagi.
Kemudian, selain soal kesalahan terkait daerah yang dia bela, informasi lain yang mengganggu Mirwandi adalah informasi yang menyatakan bahwa dirinya pernah kuliah dan dirinya adalah lulusan bahasa Arab.
Irwandi menegaskan bahwa informasi tersebut, sepenuhnya keliru.
Kepada saya, Mirwandi mengatakan bahwa dirinya sangat senang dan berterimakasih atas segenap perhatian masyarakat Gayo kepadanya. Itu adalah bentuk support yang tak ternilai pada dirinya.
Tapi begitupun Mirwandi berharap, kalau ingin menulis informasi tentang dirinya, mohon di-cross check dengan benar.
“Apa susahnya menanyakan langsung pada saya, benar atau salahnya?” Ujarnya.
Pada akhir pembicaraan Mirwandi kembali menegaskan, MMA One Pride adalah olahraga Profesional, jadi keliru jika ada yang menyatakan dirinya yang orang Gayo mewakili Jawa Barat.
Bahkan, menurut Mirwandi, tim pelatihnya di Iron Sheep MMA Academy, Garut, Jawa Barat yang dikepalai Arief Jauhari pun mendorongnya untuk mengangkat nama Gayo saat tampil di gelanggang, sampai beliau sendiripun memakai atribut Gayo.
“Jadi mohon dipahami dan jangan faktanya diputarbalikkan, saya Mirwandi ‘GAYO’ Arinasko, bertarung di MMA One Pride atas nama Gayo, bukan Jawa Barat. Melalui olahraga ini, saya berjuang untuk membuat harkat dan martabat Gayo terangkat,” tegasnya.
