[Puisi] Surau Yang Sepi
Vera Hastuti
Malam merambat larut
Rinai hujai mendesir merdu
lantas
ritmenya kian menderas
menjadi riuh dan gaduh
Tak ada yang tahu
air mata menetas rindu
telah lama
ia merenungi
tentang Surau
yang kian sepi
tak lagi sepopuler dahulu
tak ada lagi anak kecil yang berlari riang
menenteng Aquran untuk mengaji
semua telah sepi
bersama dengan dunia yang kini
lebih memilih jalan sediri
Takengon, Januari 2018
*Dipetik dari Buku Antologi Puisi 5 Penyair Gayo Modren “GERGEL”, Ansar Salihin, Salman Yoga S, Vera Hastuti & Zuliana Ibrahim.Takengon: The Gayo Institute (TGI0, 2022. Hal. 60.