Kata Penulis Eropa Tentang Buku Global Writers My Mother Tongue In Poetry

oleh

JAKARTA-LintasGAYO.co: Sebanyak 92 penulis puisi dunia yang berasal dari 24 negara memberi apresiasi positif terhadap terbitnya buku bertajuk “My Mother Tongue In Poetry”, International Anthology Global Writers.

Sebuah buku yang menghimpun tulisan karya sastra dalam bahasa daerah (bahasa ibu) seperti bahasa Ibrani, bahasa Gayo, bahasa Odia, bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Punjabi, bahasa Kurdistan bahasa Serbia, bahasa Spanyol dan lain-lain sebagaimana yang pernah diberitakan sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan melalui akun media sosial mereka masing-masing dengan pendapat dan tanggapan berbeda.

Penulis Marija Najthefer Popov misalnya, melalui akunnya pada 1 Juni 2022 mengatakan buku yang berjudul “MY MOTHER TONGUE IN POETRY” sangat unik dan buku yang luarbiasa.

“Buku antologi Puisi Bahasa Ibu lnternasional ini sangat unik, keren dan luar biasa karena antologi ini membuka wawasan baru tentang bahasa yang tersebar di sebagian permukaan bumi yang sebahagaian dari negaranya justru sedang bertikai,” tulis Marija Najthefer Popov.

Kehadiran buku antologi internasional ini lanjut Marija Najthefer Popov kita dapat bersatu dalam sebuah buku tanpa rasa kebencian, angkuh, kesombongan dan egois. Kita dalam satu buku yang sangat indah.

Menjadi bagian sejarah baru sebuah literasi dunia tanpa memandang latar belakang penulisnya. Puisi adalah bukti nyata pemersatu manusia! Puisi adalah jembatan indah yang menciptakan perdamaian.

Sementara itu penulis Dimitris P. Kraniotis dari Yunani mengatakan “Puisi saya dalam bahasa Yunani termasuk dalam antologi bahasa ibu internasional. Saya sangat senang dapat berpartisipasi bersama penyair lainnya dari berbagai negara di dunia,” tulisnya dengan menyebut karyanya terdapat pada halaman. 60 dan 62 dari buku dimaksud.

Berbeda denagan Husein Habaschu dari Jerman, ia mengatakan “Buku antologi puisi internasional setebal 300 halaman ini mempunyai nilai yang sangat penting. Banyak bahasa dari seluruh dunia telah berpartisipasi di dalamnya dan ini adalah sebuah pelajaran yang sangat bagus,” jelasnya yang menulis puisi panjang berjudul “In The Camus Cafe Di Bonn”.

Dušan Stojkovic dari Serbia menuliskan tenggapannya “Puisi saya dalam buku international antologies, Penyair untuk Perdamaian, saya senang dapat bergabung satu buku dengan penulis lainnya Rusia, Yunani, Indonesia, Pakistan, Bosnia, Herzegovina, Kroasia, Polandia, Prancis, Brasil, Kuba, Irak, Meksiko, Tunisia, India dan lain-lain.”

Salman Yoga S dari Indonesia Provinsi Aceh dengan karya berbahasa Gayo mengatakan ia sangat senang meski bukunya belum ia terima.

“Meski bukunya belum saya diterima, setidaknya ini sungguh sesuatu yang sangat membahagiakan karena Bahasa Gayo dapat berdampingan dengan bahasa etnik lainnya dari berbagai negara dengan para penulis kelas dunia,” jelasnya.

[Ril]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.