[Puisi] Tengku Paya

oleh

[Puisi] Tengku Paya
Syaiful Hadi JL

rembang semakin senja
dan bayangpun semakin mengecil

lelaki tua bertubuh kecil
yang duduk di tepi meunasah
membasuh kaki di air kali
sambil berzikir

(dan itu dilakukannya setiap kali
ia kembali dari kebun
tak jauh dari meunasah
tempat bersujud kepada-Nya)

rembang semakin senja
dan bayangpun semakin mengecil

lelaki tua yang bertubuh kecil
yang tegak di atas mimbar
membagi senda gurau
dan gemuruh di dadanya
“jangan kita membagi sesal”
katanya

(dan itu pun dilakukannya setiap sore
kepada santri dan jamaahnya
di meunasah
yang ia bangun
di atas tanah
dekat rumahnya)

rembang semakin senja
dan lelaki tua bertubuh kecil itu pun
semakin kecil
ia tak lagi membasuh kakinya di air kali
atau memberi fatwa kepada satri
dan jamaahnya
di meunasah
yang dibangunnya

rembang semakin senja
ketika semua santri dan jamaahnya
mengusungnya ke pusara
di sebuah pendakian
di puncak bukit
tak jauh dari kebunnya

*Dipetik dari Buku Antologi Puisi “Rajah, Lukakukaku”. Fikar W Eda – Syaiful Hadi Jl.

[SY]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.