Timnas U – 19 Bantai Makedonia Utara, Elkan Baggot Memukau

oleh

Oleh : Win Wan Nur*

Tadi malam, Minggu 11 Oktober 2020, 19.35 Waktu Indonesia Barat, Timnas U – 19 asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae Yong, yang menjalani TC di Kroasia dalam persiapan menuju Piala Asia U – 19 Uzbekistan yang ditunda pelaksanaannya oleh AFC, menjalani pertandingan ke – 8 dalam rangkaian ujicoba yang dirancang oleh tim pelatih.

Yang menjadi lawan tanding Timnas U – 19 kali ini adalah Timnas U – 19, Makedonia Utara, negara yang per hari ini berselisih 107 anak tangga dengan Indonesia di rangking FIFA (Makedonia Utara rangking 66 dan Indonesia rangking 173)

Melihat jauhnya selisih jarak ini, secara logika adalah wajar jika Indonesia menjadi bulan-bulanan timnas negara Eropa pecahan Yugoslavia ini. Tapi yang terjadi di lapangan NK Junak di kota Split ini justru berkebalikan dengan logika. Yang terjadi, justru sejak menit Indonesia yang terus membombardir gawang lawan.

Di pertandingan yang disiarkan secara langsung oleh Mola TV dan Net ini, kita menyaksikan Makedonia Utara malah tak pernah benar-benar mampu mengancam gawang Indonesia yang dijaga oleh Adi Satrio.

Setelah menciptakan serangkaian peluang, gol yang ditunggu-tunggu timnas U -19 akhirnya datang di menit ke 12, melalui sepakan kaki Witan Sulaiman.

Gol ini tercipta melalui sebuah skema serangan yang cantik. Gol Witan tercipta berkat kerjasama tim yang apik. Berawal dari serangan yang dibangun oleh pemain belakang Bagas Kaffa dari sisi kiri di sisi kiri pertahanan lawan, kembaran Bagus Kahfi ini mengoper bola ke Saddam Gafar, Saddam kemudian memberikan bola kepada Braif Fatari yang tiba-tiba muncul dari belakang.

Tidak egois, Braif melihat Witan sudah berlari dari sisi kiri pertahanan lawan, memberikan operan pelan yang langsung dieksekusi oleh Witan sambil berlari dengan tendangan placing pelan tapi akurat ke pojok kanan gawang lawan dan tanpa ampun menembus gawang Makedonia Utara yang dijaga oleh Kire Novakov. Indonesia 1, Makedonia Utara 0.

Gol yang dicetak Witan menaikkan semangat pemain-pemain Indonesia, keunggulan 1 – 0 tak membuat semangat pemain mengendur. Anak-anak asuh Shin Tae Yong ini terus menggempur lini pertahanan Makedonia Utara, sampai-sampai tim U – 19 negara legenda Goran Pandev, sang legenda Inter Milan ini tak mampu keluar dari tekanan untuk memberi ancaman kepada lini pertahanan Indonesia.

Menit ke-22, Braif Fatari yang mengalami cedera setelah dilanggar pemain lawan terpaksa ditarik keluar dan digantikan oleh Jack Brown, pemain yang banyak ditunggu-tunggu penampilannya tapi tampil tak begitu mengesankan ketika diturunkan bersama pemain-pemain lapis kedua saat menghadapi Bosnia Herzegovina saat TC di Zagreb.

Sejak itu Jack Brown tak pernah diturunkan lagi, bahkan tak masuk line up saat Timnas U – 19 melawan Dugopolje sehingga netizen Indonesia yang maha benar menghembuskan isu kalau pemain berdarah separuh Inggris ini sudah dicoret. Kehadiran Jack Brown di lapangan tak memberi dampak instan. Penampilannya juga terlihat tak terlalu istimewa. Sampai babak pertama berakhir, skor 1 – 0 untuk kemenangan Indonesia tidak berubah.

Memasuki babak kedua, tensi permainan berubah. Tak mau dipermalukan, Makedonia Utara yang di kualifikasi Euro 19, berada satu grup dengan Spanyol, Belgia dan Bulgaria ini mulai keluar menyerang.

Babak kedua baru berjalan tiga menit, penyerang Makedonia Utara dijatuhkan oleh Bagas Kaffa di kotak pinalti. Tanpa ampun, wasit menunjuk titik putih. Pinalti diambil oleh kapten tim, Dimitar Todorovski. Tendangan Todorovski ke sisi kiri gawang, berhasil digagalkan oleh Adi Satrio, penjaga gawang Indonesia asal PSMS Medan.

Sayangnya, asisten wasit mengangkat bendera yang berarti tendangan penalti harus diulang. Kali ini, Todorovski mengarahkan bola ke sisi kiri gawang yang dapat dibaca oleh Adi Satrio, tapi sayangnya bola meluncur terlalu deras dan gawang Indonesia pun robek, skor 1 – 1.

Setelah Makedonia Utara berhasil menyamakan kedudukan, pertandingan berjalan semakin menarik. Kedua tim saling jual beli serangan, peluang tercipta silih berganti. Saddam Gafar, striker utama Timnas U – 19 setidaknya mendapat empat kali peluang matang tapi semuanya gagal berbuah gol.

Tendangan dan sundulannya ada yang melebar, ada yang digagalkan tiang gawang dan ada yang ditangkap kiper lawan. Tampaknya serangkaian kegagalan ini menurunkan kepercayaan diri Saddam, hingga dalam satu momen saat dia mendapat bola dan ruang bebas di depan gawang lawan, dia tidak menendang tapi mengoperkan bola kepada Irfan Jauhari yang berada dalam penjagaan lawan.

Melihat ini akhirnya menarik Saddam dan digantikan oleh Imam Zakiri yang bermain di sisi kiri dan mengembalikan Irfan Jauhari yang tadinya bermain di sisi tersebut ke posisi aslinya sebagai striker.

Di babak kedua ini, setelah di babak sebelumnya gagal memanfaatkan dua peluang kotor. Pada menit ke 58, berawal dari sepakan pojok Witan, Jack Brown yang berada di dalam kotak pinalti lawan berhasil menyundul bola lambung yang dikirimkan Witan, tapi bola sundulannya itu berhasil diblok kiper lawan, bola jatuh ke kaki bek Makedonia Utara. Tapi karena sang bek kurang sigap, bola muntah itu berhasil disambar kembali oleh Jack Brown dan merobek gawang lawan, Indonesia 2, Makedonia Utara 1.

Setelah Indonesia berhasil menciptakan gol kedua, tensi pertandingan semakin tinggi. Makedonia Utara yang tak mau dipermalukan mulai bermain kasar. Jack Brown yang sudah terjatuh, diinjak pemain lawan sehingga sempat memancing emosi Jack Brown dan pemain Indonesia lainnya. Berbagai peluang diciptakan oleh Makedonia Utara dan juga Indonesia, tapi belum berhasil mengubah kedudukan.

Satu yang terlihat mencolok di pertandingan kali ini, tak satupun pemain Indonesia yang terlihat bersantai. Tak ada pemain flamboyant yang menunggu mendapatkan layanan. Semua pemain berjibaku saat bola dikuasai lawan, semua pemain kecuali kiper, berlari sepanjang pertandingan dan anehnya, sampai menit ke 90, tak ada tanda-tanda pemain Indonesia kehabisan nafas.

Terlihat kalau latihan fisik yang menjadi fokus Shin Tae Yong di awal-awal pemusatan latihan mulai menampakkan hasil. Tampilan fisik pemain Timnas juga tampak mulai berisi, tak ada pemain cungkring yang gampang terjatuh saat berebut bola.

Seolah ingin membuktikan diri dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan langka untuk bermain bersama tim inti, Jack Brown, pemain yang pernah menjadi permain terbaik akademi Manchester United sudah berusaha berseragam timnas sejak di U -16 tapi tak pernah dilirik pelatih sebelumnya ini bermain super ngotot. Kemana bola lari dia kejar. Posisinya striker, tapi dia ada di mana-mana. Di tengah bahkan membantu sampai ke garis pertahanan. Tiap lawan menguasai bola, Jack terus mengganggu dan berusaha merebut bola dari kaki lawan.

Menit ke – 70, Bagas Kaffa yang seolah berusaha menebus kesalahannya yang mengakibatkan Pinalti, membawa bola mengiris sisi kiri pertahanan lawan, mengirim umpan matang ke Jack Brown yang membuka ruang dan tiba-tiba sudah berada di tengah kotak pinalti lawan. Tanpa ampun, Jack Brown menendang umpan dari Bagas dengan tendangan keras yang menghajar jaring sisi dalam gawang Makedonia Utara, Indonesia 3, Makedonia Utara 1.

Unggul dengan margin 2 angka tak membuat Indonesia kendur, tekanan demi tekanan terus diberikan anak-anak Garuda muda sehingga pemain belakang Makedonia Utara kelabakan. Kiper Makedonia Utara berkali-kali melakukan penyelamatan sampai keluar dari kotak penalti. Brylian Aldama dan Beckham yang masuk di babak kedua menggantikan kapten David Maulana dan Muhammad Kanu, membuat lini tengah Makedonia Utara sulit berkembang.

Dalam satu momen di menit ke 83, Beckham dengan sliding bersih, berhasil merebut bola dari kaki pemain Makedonia Utara, dengan bola di kaki, adik kandung Gian Zola ini merangsek pertahanan Makedonia Utara dan mengirimkan tendangan keras yang tepat mengarah ke gawang yang masih mampu ditahan oleh kiper Makedonia Utara. Tapi, bola muntah hasil tendangan Beckham, dengan cepat disambar kembali oleh Irfan Jauhari dan dengan deras menghunjam gawang Makedonia Utara, Indonesia 4, Makedonia Utara 1.

Skor ini tak berubah sampai wasit meniup peluit panjang pertanda akhir pertandingan dan Indonesia pun menjadi tim kedua setelah Inggris yang berhasil mengalahkan Makedonia Utara U – 19 dengan margin lebih dari dua gol dalam sepuluh pertandingan terakhir.

Elkan Baggot

Satu yang sangat ditunggu-tunggu oleh publik sepakbola Indonesia di pertandingan ini adalah penampilan Elkan Baggot, bek Indonesia bertinggi 194 Cm yang bermain untuk klub Inggris Ipswich Town. Kehadiran Elkan, diharapkan mampu menutup kelemahan timnas Indonesia yang selama ini selalu menjadikan umpan-umpan lambung lawan sebabai momok di lini pertahanan.

Pada babak pertama, pengaruh kehadiran Elkan tak terlihat begitu kentara karena memang tak ada serangan berarti dari Makedonia Utara.

Tapi pada babak kedua, kehadiran Elkan betul-betul menjadi “tetakut” bagi barisan penyerang Makedonia Utara. Tak ada satupun bola atas yang bisa dimenangkan oleh penyerang Makedonia Utara, Elkan yang berduet dengan Rizky Ridho membabat habis semua peluang yang diciptakan pemain Makedonia Utara.

Mencoba dari bola bawah, juga tak mempan. Pada satu momen, penyerang lawan sudah mendapatkan ruang bebas dan tinggal berhadapan dengan penjaga gawang, tapi Elkan Baggot tiba-tiba datang dari sisi kanan gawang dengan cepat sambil menjatuhkan diri berhasil memblok bola hasil tendangan keras menyusur tanah sehingga urung mencapai garis gawang.

Kehadiran Elkan Baggot benar-benar menjadi tembok penghalang bagi tim lawan dan sebaliknya membuat tenang pemain tengah dan depan Timnas U -19 sehingga tak perlu ragu menyerang.

Kemampuan membaca permainan Elkan Baggot benar-benar bagus dan meski baru turun pertama kali dan tidak ikut TC panjang, Elkan tak terlihat canggung dan langsung menyatu dengan tim, dia juga tidak segan memberikan instruksi pada rekan-rekannya di lini pertahanan.

Elkan benar-benar menonjol di barisan belakang Timnas U -19, tidak hanya menonjol dari sisi tinggi badan, tapi juga dari sisi kemampuan. Setelah pertandingan usai, banyak netizen yang melayangkan pujian.

Seorang netizen bernama Hardianto Prasetiyo mengatakan, “Kelas Baggot 2 level di atas pemain timnas lain.” Bahkan netizen lain mengatakan Elkan seharusnya juga dimainkan bersama timnas senior.

Sayangnya, Elkan hanya diberi izin oleh klubnya untuk bergabung bersama Timnas U – 19 hanya sampai tanggal 15 oktober ini, yang artinya kita hanya bisa menyaksikan penampilannya sekali lagi, pada leg kedua melawan Makedonia Utara tanggal 14 oktober nanti. []


Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.