TAKENGON-LintasGAYO.co : Aktivis Jang-Ko, Maharadi, menyesalkan sikap pemimpin di Aceh, yang masih membuka diri bagi pendatang dari zona merah penyebaran Covid-19.
Menurut Maharadi, Aceh yang dekat dengan Sumatera Utara, dimana diketahui saat daerah tersebut masuk ke dalam zona merah, dengan jumlah kasus per hari ini mencapai 103 orang positif.
“Jika terus membiarkan, orang-orang dari Sumut keluar masuk ke Aceh, maka tunggulah, di Aceh jumlah orang terinfeksi akan semakin banyak,” katanya, Minggu 19 April 2020.
Sebagai contoh, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang sempat dirawat di RSU Sigli, yang kemudian dirujuk ke RSU Zainoel Abidin, dan terkonfirmasi hari ini positif Corona adalah warga Sumatera Utara.
“Menurut informasi yang saya baca dari beberapa berita, dia seorang pebisni, sering bolak-balik, Sumut-Aceh, apa yang terjadi? Positif kan sekarang,” tegas Maharadi.
Maharadi meminta, Plt Gubernur Aceh, menutup sementara akses untuk orang keluar masuk Aceh lewat Sumut.
“Minimal, yang tidak ber-KTP Aceh, stop dulu sementara. Lain hal dengan distribusi barang, itu saja yang diperbolehkan,” terangnya.
Banyaknya, pebisnis dari Sumut yang belum menghentikan aktivitas nya di Aceh, kata Maharadi, akan menjadi bom waktu bagi bumi Serambi Mekkah ini.
“Kami selaku warga, ingin pandemi ini segera berakhir. Tentunya, dengan kebijakan pembatasan orang masuk,” terangnya.
Di Gayo sendiri katanya lagi, saat ini banyak warga Sumatera Utara yang masih keluar-masuk. Hal ini menjadi kekhwatiran bersama ditengah, masyarakat yang terus diimbau mematuhai imbauan pemerintah.
“Sebenarnya, kebijakan ini bertolak belakang, masyarakat kita disuruh menahan diri, eh malah orang lain dibebaskan keluar masuk,” katanya.
“Tolonglah bapak-bapak yang punya power melakukan itu, buatlah kebijakan sesuai dengan keinginan dan kekhwatiran rakyatnya. Kami tidak ingin, banyak kasus positif di Aceh,” demikian Maharadi menimpali.
[Darmawan]
