Oleh : Setiadi Miranda S.IP*
Bener Meriah, adalah kabupaten penghasil swasembada pangan seperti sayur-mayur dan yang paling utama adalah kopi. Kopi menjadi pendapatan utama masyarakat Bener Meriah selain tanaman palawija.
Tidak tanggung tanggung, Bener Meriah terkenal sebagai salah satu daerah pemasok kopi di Indonesia bahkan dunia.
Kopi dan Kabupaten Bener Meriah adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Mayoritas masyarakat Bener Meriah berprofesi sebagai petani dan sebagian besarnya adalah petani kopi.
Hal ini menjadikan kopi sebagai penentu perekonomian masyarakat Bener Meriah. Ketergantungan masyarakat terhadap kopi membuat masyarakat uring-uringan saat harga kopi jatuh turun seperti saat sekarang ini.
Pada saat ini seluruh dunia sedang menghadapi masa masa genting akibat Virus Corona, ekonomi dunia terjun bebas. Tidak terkecuali Bener Meriah.
Masyarakat di paksa bertahan dalam keadaan syok dan bingung. Harga sembako terus naik, sementara kopi yang notaben nya penopang hidup masyarakat justru turun. Belum lagi, hitungan hari kedepan kita akan berhadapan dengan bulan Ramadhan.
Tidak ada pilihan lain bagi masyarakat selain menunggu campur tangan pemerintah terkait anjloknya harga kopi ini.
Amatan penulis, Pemerintah Kabupan Bener Meriah mulai berupaya mencari solusi terhadap turunnya harga kopi. Menurut pemerintah, memungsikan Resi Gudang yang telah lama tidak berfungsi dapat menjadi alternatif.
Berkaca pada data yang dimiliki oleh Pemkab Aceh Tengah, pertahun harus ada 3 Triliun lebih untuk membeli semua hasil kopi petani Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Setidaknya, setengah uang dari jumlah tersebutlah yang dibutuhkan untuk menanggulangi semua hasil kopi petani di Bener Meriah. Artinya, Resi Gudang harus menyediakan uang ratusan miliar. Usut punya usut, Resi Gudang direncanakan akan di biayai oleh Bank Aceh Syari’ah.
Yang menarik untuk di tunggu, apakah Resi Gudang akan menjadi solusi untuk petani kopi atau hanya berakhir menyelamatkan toke-toke besar.
Kita berharap agar Pemerintah Kabupaten Bener Meriah terkhusus bupati dan jajarannya untuk betul betul memperhatikan dan menjamin bahwa Resi Gudang benar-benar diperuntukkan untuk petani kopi, jangan sampai resi gudang ini menjadi alat keuntungan bagi masyarakat menengah keatas bukan untuk kebutuhan masyarkat.
Penting bagi pemerintah untuk segera mengedukasi masyarakat bagaimana sistem Resi Gudang ini dijalankan. Agar resi gudang bener benar di manfaatkan untuk kepentingan petani.
*Warga Bener Meriah