Menakar Nurani Publik Dengan Clean Up Challenge Berantas Sampah

oleh

Oleh : Nurhijrah Nanda, S.Pd.I

Kondisi lingkungan sekarang ini bisa di bilang sangat memprihatinkan. Di berbagai lokasi, dengan mudah kita dapati titik sampah yang berserakan, mulai dari sampah rumah tangga bahkan sampai pada sampah limbah usaha, sehingga lingkungan tersebut menjadi kumuh.

Penyebab kumuhnya lingkungan itu sendiri bisa karena sampah yang dibuang sembarangan, kurangnya pengawasan aparat pemerintahan, sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap lingkungan yang ditinggalinya, dan lain sebagainya. Dalam artikel ini saya akan memfokuskan tentang kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan di sekitarnya.

Clean Up Challenge adalah sebuah strategi Pemerintah Kecamatan Bener Kelipah khususnya, dalam menjemput pastisipasi kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan dan fasilitas publik yang telah dilaksanakan selama lebih 2 minggu, terhitung sejak 10 Desember 2019 mulai di up load ke media sosial sebagai sarana publikasi, bahkan telah terbit dalam sebuah media cetak.

Pun demikian, kegiatan ini mendapat respon yang relatif rendah dari masyarakat, aparatur publik dan pihak lainnya di wilayah kecamatan. Hanya terdapat beberapa institusi pemerintah dan non pemerintah serta komponen masyarakat yang peduli dan bersedia ikut dalam kompetisi ini.

Kondisi ini seolah menegaskan bahwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan secara umum dan semangat gotong royong tidak sedang baik-baik saja, lunturnya budaya ini menjadi preseden buruk bagi keberlanjutan pembangunan di Kecamatan Bener Kelipah pada khususnya dan Kabupaten Bener Meriah umumnya.

Sungguh ironis memang, ketika ide cemerlang ynag di gagas oleh Pemerintah Kecamatan Bener Kelipah malah kurang mendapat respon positif di tengah masyarakat. Seyogyanya segenap aparatur pemerintahan, lembaga publik dan unsur penyelenggara pemerintah serta masyarakat luas harus dapat berperak aktif dan terlibat penuh dalam kegiatan ini, karena selain kebersihan mejadi permasalah yang krusial dan tanggung jawab bersama, juga program ini dibaringi dengan Reward dan hadiah yang cukup menggiurkan yakni dengan total hadiah Rp. 2.750.000,- (Terbilang : Dua Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) .

Alih kata; berselfia ria sambil menjaga kebersihan, dapat hadiah pula !
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan semangat gotong royong masyarakat yang rendah menurut hemat penulis bukanlah suatu kondisi yang terjadi secara mandiri tanpa faktor sebab akibat, sehingga diperlukan kajian dan strategi yang lebih konprehensip sehingga potensi wisata Bener Meriah sebagai kawasan wisata yang eksotis tidak tergerus dengan banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik.

Merujuk pada laporan badan pusat statistik (BPS) tentang Indeks perilaku ketidakpedulian lingkungan hidup (IPKLH) Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa IPKLH rumah tangga di provinsi aceh berada pada angka yang sangat tinggi yaitu 0,55. Artinya rumah tangga di provinsi aceh relatif tidak peduli terhadap lingkungan (firdaus baderi 2019).

Kalaulah boleh berasumsi, penyebab utama rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan semangat gotong royong disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya. Pertama, kurangnya kepedulian masyarakat sendiri terhadap lingkungannya. Padahal sudah seharusnya masyarakat menyadari dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya karena keadaan lingkungan itu juga mempengaruhi kehidupan masyarakat itu sendiri.

Kedua, Rendahnya kepercayaan terhadap aparatur penyelenggara pemerintahan. Hal ini terbukti dnegan minimnya respon positif dan ketikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Clean Up Challenge, bahkan pemerinatahan Kampung dalam wilayah Kecamatan Bener Kelipah tidak seluruhnya ambil bagian dalam event ini. Seharusnya pemerintahan kampunglah yang harus menjadi motor penggerak utama dalam setiap pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.

Ketiga, adanya mindset yang keliru di tengah masyarakat khususnya pasca bergulirnya program Dana Desa. Seolah dalam setiap kegiatan harus ada nilai “upah”nya. Seperti halnya dalam pelaksanaan kegiatan bidang pembangunan yang bersumber dari Dana Desa (DD), hampir semua kegiatan ada dananya, bahkan untuk sekedar rapat atau bermusyarah saja ada nilainya, kendati hanya dalam bentuk minum kopi dan kue saja. Stigma negative ini berujung pada menurunnya semangat dan kemauan masyarakat dalam kegiatan yang bersifat swadaya alias tanpa dana.

Seharusnya Dana Desa harus menjadi momentum untuk membangkitkan semangat kebersamaan dan gotong royong kita.

Padahal sejarah telah mencatat betapa dahsyatnya kerjasama dan kebersamaan masyarakat. Dalam sejarah perjuangan bangsa tercatat sangat banyak monentum yang di bangun berlandaskan gotong royong dan kontribusi rakyat aceh. Sebut saja gotong royong masyarakat Aceh dalam membeli pesawat seulawah RI 01 dan RI 02, pembangunan fasilitas publik, dan banyak contoh lainnya yang semuanya itu didasari dengan semangat gotong royong.

Untuk itu, melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan Aprsiasi dan Salam Hormat kepada Pemerintahan Kecamatan Bener Kelipah beserta staf dan jajarannya, yang sudah menginisiasi dan mencetuskan ide cemerlang melalui kegiatan Clean Up Challenge ini. Dengan penuh harapan semoga tidak jera dan bosan untuk senantiasa memberikan ide dan gagasan cemerlang selanjutnya demi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah kecamatan Bener Kelipah dan Bener Meriah umumnya.

Dan terakhir kepada seluruh masyarakat luas, mari bersama tingkatkan kebersamaan dan keikutsertaan, mendukung program dan kegiatan pemerintah dalam rangka membangun dan mensejahterakan masyarakat Bener Meriah, khususnya dalam wilayah Kecamatan Bener Kelipah.

Salam Hormat
*Warga Bener Kelipah di Perantauan

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.