Kelas Menulis FLP Cabang Takengon, Tak Pernah Cukup Waktu Bersama WRB

oleh

Catatan : Hefa Lizayanti*

Setelah merencanakan sekian lama, akhirnya FLP Cabang Takengon berhasil membuat kelas menulis bersama salah satu tokoh kepenulisan Aceh Tengah, Sabtu 2 Februari 2019.

Acara seketika berlangsung menyenangkan sejak dimulai sekitar pukul 15.00 WIB di Sakheya Cafe, Asir-Asir. Bahkan sampai acara akan diakhiri setelah jarum jam menunjuk pukul 17.30 WIB, tidak satu anggota FLP Cabang Takengonpun yang beranjak dari tempat duduknya. Sedikit tanya mendulang uraian luar biasa. Peserta semakin bersemangat.

Wajar saja, pemateri yang diundang adalah penulis profesional Gayo, Win Ruhdi Bathin. Lelaki 50-an tahun itu lebih dikenal dengan nama singkat yang ditabalkan pula sebagai nama cafenya, WRB. Meskipun terlihat kurang sehat, tapi peserta menangkap semangat kepenulisan yang tinggi dari kalimat-kalimatnya. Setiap ungkapan WRB menjadi catatan penting bagi anggota organisasi penulis ini.

“Pada saat kita menulis, ada yang kita menangkan dan ada yang kita redam atau kalahkan,” begini salah satu kalimat penting WRB.

“Tidak perlu semua kita urai berlarut-larut. Cukup kita tentukan sebatas tujuan apa yang ingin kita capai. Jangan pikirkan pendapat orang. Tulis saja sesuai pikiran dan perasaan kita, apapun ending yang kita inginkan,” jelasnya lebih jauh.

WRB juga mengingatkan bahwa menulis faktual sesungguhnya adalah jalan jihad para penulis.

“Pada saat masyarakat kehilangan tempat berteriak, semestinya wartawanlah yang menjadi corong teriakannya. Ketika kita memiliki info A1, meskipun berat dan menyakitkan, kabarkan yang sesungguhnya pada masyarakat,” tegasnya.

Saat menutup acara, Zuhra Ruhmi selaku Ketua Cabang FLP Takengon menyatakan bahwa ada begitu banyak motivasi menulis yang didapatkan dalam pertemuan singkat ini.

“Paling membekas adalah jangan hakimi tulisan kita sendiri dan menuntutnya sempurna seketika. Penghakiman diri sesungguhnya akan berefek lebih berat daripada dihakimi orang lain,” ujar Zuhra

Ketika Zuhra meminta saran dan pesan bagi FLP Cabang Takengon yang sedang bertumbuh kepada WRB di akhir acara, WRB mengingatkan kembali tentang pentingnya militansi menulis.

“Bagaimana tetap menulis dalam kesulitan. Jangan malas membuka banyak literatur, sebab ada banyak penulis berhasil menulis tentang daerah yang tidak pernah dikunjunginya hanya dari informasi orang lain dan bahan bacaan saja”

WRB juga menyitir hadits Rasulullaah SAW terkait target menulis, “Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Lebih tinggi, tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin. Jadi kalau tahun lalu FLP Cabang Takengon belum menerbitkan buku, tahun ini harus bisa setidaknya terbit satu buku,” tandas WRB.

Lecutan semangat yang luar biasa ini semoga semakin memantapkan langkah FLP Cabang Takengon untuk menyelesaikan rancangan buku perdana. Walaupun peserta enggan beranjak, acara tetap harus diakhiri.

*Penulis adalah ketua pertama FLP Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.