AIR menjadi permasalahan utama bagi warga Kute Panang Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah. Kampung ini didaulat sebagai kampung relokasi Gempa Gayo karena pernah luluh lantak akibat gempa 6,2 SR pada 2 Juli 2013 silam.
Namun kesulitan air bersih ini sudah teratasi sejak 6 bulan terakhir dengan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG), pompa air Hydram yang tanpa listrik.
Air dialirkan bukan dari tempat yang lebih tinggi, namun kebalikannya justru dari sumber air yang lebih rendah sekira 130 meter di bawah pemukiman mereka yang berjumlah 63 Kepala Keluarga (KK).
Pemompaan air tidak menggunakan tenaga manual atau listrik, tapi memanfaatkan tenaga gravitasi bumi.
Menurut kepala dinas Perumahan dan Pemukiman Aceh Tengah yang sebelumnya sebagai kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Jauhari yang meninjau pompa hydram tersebut Sabtu, 20 Mei 2017, pengadaan pompa ini dilakukan tahun lalu dengan sumber dana APBN.
Awalnya mereka ragu, namun pihak perusahaan penyedia alat tersebut menyatakan tidak usah dibayar jika tidak berfungsi, dan memberikan garansi selama 1 tahun.
“Alat ini satu dari tiga yang ada di Aceh Tengah, dan untuk kampung Kute Panang yang paling tinggi mencapai 160 meter mendorong air dengan panjang pipa hingga 2000 meter,” jelas Jauhari.
Cara kerja alat ini dijelaskan secara oleh Jauhari, air dialirkan dari sumbernya ke dalam pompa dari ketinggian sekitar 30 meter. Air kemudian ditolak ke atas hingga pemukiman warga yang berada di ketinggian 160 meter dari pompa tersebut.
“Pengelolaan alat ini kita serahkan kepada warga dan sejauh ini tidak ada kendala atau masalah lainnya,” jelas Jauhari.
Kampung lain di Aceh Tengah di kecamatan yang sama juga sudah memakai alat ini Wih Nongkal dan Pantan Sile.
Berikut videonya. [Kh]