oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA*

Ungkapan orang Gayo sebagai suku yang minoritas di Aceh sering kita dengar, sehingga munculnya ungkapan, jema tikik turah mersik, turah lisik, turah bidik. Falsafah ini selalu diajarkan kepada generasi Gayo sampai saat ini.
Sebenarnya banyak alasan dan logika yang dapat membantah pernyataan tersebut, diantaranya adalah usia rangka manusia yang ditemukan di Ceruk Mendale sudah berusia 7000 tahun.
Angka 7000 bukan waktu yang singkat dari sebuah sejarah peradaban manusia, tapi kenapa dalam rentang waktu yang sedemikian panjang jumlah generasi masih dianggap sedikit. Boleh jadi ada kejadian besar yang pernah terjadi sehingga populasi masyarakat Gayo menjadi sedikit, namun kejadian tersebut luput dari penelitian ahli sejarah.
Bukti lain yang menunjukkan banyaknya jumlah orang Gayo adalah, dimana pada dasarnya orang Gayo menduduki daerah Gayo Lut (dengan batasan daerah Isak) ke arah Bener Meriah saat ini. Gayo Deret (mulai batasa Isak) sampai kepada Gayo Lues, dan selanjutnya wilayah yang diduduki oleh masyarakat Gayo Alas di Aceh Tenggara saat ini. Itulah sentral perkembangan orang Gayo.
Selanjutnya alasan memenuhi kebutuhan hidup “impit mungenaki lues den nyanya mengenaki temas” memaksa masyarakat Gayo keluar dari daerah-daerah yang telah disebutkan. Seperti ke daerah Barat Aceh dengan memfokuskan diri ke daerah Lhok Gayo dan daerah Timur mengambil daerah kalul dan serbejadi.
Selanjutnya dari semua daerah yang disebutkan mereka mengembang ke daerah lain dengan cara mencari pekerjaan atau juga dengan cara perkawinan. Sampai ada ungkapan sekarang sampai generasi kebeberapa orang Gayo itu asli sebagai orang Gayo, bahkan banyak diantara orang Gayo mempunyai hubungan dengan daerah lain karena sebab perkawinan.
Bahkan tidak hanya di Aceh tetapi juga di Nusantara, Gayo mempunyai keterkaitan di beberapa daeran. pada tahun 1980 an banyak orang Gayo yang alumni Pendidikan Guru Agama (PGA) dikirim ke Kalimantan dan Jambi untuk menjadi guru.
Bukti lain ada daerahnyang mempunyai kesamaan nama dengan daerah Ling yaitu Lingga. Dan kata ini banyak digunakan untuk menunjukkan keaslian daerah asal orang Gayo.
Itulah diantara alasan yang membuktikan kalau orang Gayo itu bukan suku yang minoritas utamanya di Aceh.[]
*Ketua Keluarga Nenggeri Antara (KNA) Banda Aceh