[Puisi] Kekasih Mendua

oleh

[Puisi] Syaripuddin Arifin

KEKASIH MENDUA

digerusnya aku angin menderaskan arus

air mendesak turun membasuh buku

ingin mengeras lurus hilir tak hendak mengalun

 

dan suara sumbang, mencekik urat leher

berbaris kendaraan di kemacetan pikir

 

putus sudah temali jejaring

lepas sudah janji tersaring

kanak-kanak berkaki lima

lidahnya menjulur lelehkan liur

kekasih mendua, sayang

 

lelah aku

payah di pinggang

bau menusuk hidung

mata merah terpanggang

ke mana kan berlindung?

 

Padang, 16 Desember 2015

SEPERTI MERPATI

Seperti merpati, ia terbang begitu saja tanpa rasa bersalah

Lalu kembali lagi, hinggap di bidang bahuku,

mematuk-matuk, mengangguk-angguk

Lalu mengembangkan sayapnya

Amat ceria, dan aku merasakan kepongahan itu terantuk

di antara dua kepentingan.

Aku tergugu!

 

Engkaukah di sana?

2014

Syaripuddin ArifinSyarifuddin Arifin lahir di Jakarta, 1 Juni 1956. Alumnus ST-KIP, AIK Padang. Dalam buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” (TGI, 2013) namanya ditulis dengan Marah Syarifuddin Arifin. Tulisannya telah dimuat media cetak Jakarta dan Padang, Majalah Sastra Horison. Penggiat Bengkel Sastra Ibukota (BSI) Jakarta sejak tahun 1980-an. Pernah di BUMI (Teater, Sastera dan Senirupa), pengasuh/sutradara di Teater Jenjang dan Teater Flamboyan Padang. Pendiri Sanggar Penulisan MASA Padang (1984), mantan pengurus Dewan Kesenian Padang dan Sumbar. Pertemuan Sastrawan Nusantara, al, di Jakarta (1979), Kayutanam Sumbar (1997), dan di Johor Baharu, Malaysia (1999). Kongres Kesenian di TMII (2005), Kongres PARFI di Jakarta (1993, 1997), Kongres PAPPRI di Puncak Jawa Barat (2002). Selain itu ia juga pekerja teater dan pemain film/sinetron. Melakukan perjalanan sastra & budaya dan jurnalistik ke Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.  Selain itu karya Syarifuddin Arifin karya termuat dalam garai (1980) , Catatan Angin di Ujung Ilalang (1998), Sembilan (1979), Sajak-sajak Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka (1995), Parade Karya Sastra se Sumatera-Jawa (1995), Hawa (1996), Penyair Sumatera Barat (1999), Parade Penyair Sumatera (2000), Suara-suara dari Pinggiran (2012), Bermula dari Debu (1986), Gamang (1989). Novel/cerbung Untuk Sebuah Cinta (2000), Sarjana Sate (2001), Anak Angin di Celah Awan Jingga (2002). Pernah memenangkan Sayembara Penulisan Cerpen Perjuangan, 1982 PWI Sumbar, Sayembara Penulisan Kritik Sastra, 1984 Cerpen HUT Mingguan Singgalang Padang 1985, Naskah Sandiwara 1984, Kritik Seni Pertunjukan 2003, Cerpen Majalah Kartini 2003, novelnya Menguak Atmosfir 2004.[SY]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.