Burhan, Sosok Low Profile Eksportir Kopi Gayo

oleh
Burhan (paling kanan) sedang menjelaskan proses kopi Gayo ke mahasiswa Hongkong University. (Ist)

Oleh : Darmawan Masri*

Burhan (paling kanan) sedang menjelaskan proses kopi Gayo ke mahasiswa Hongkong University. (Ist)
Burhan (paling kanan) sedang menjelaskan proses kopi Gayo ke mahasiswa Hongkong University. (Ist)

“Mengubah nasib seseorang merupakan hal yang sangat mudah bagi Allah SWT, tinggal bagaimana kita berusaha, jujur dan senantiasa bersyukur adalah hal yang harus kita jalani.”

Tak banyak yang tahu sosok kelahiran Gayo, 19 Oktober 1976 ini. Yah, dalam dunia bisnis kopi terutama eksportir kopi Gayo, nama Burhanuddin biasa disapa Burhan nyaris tak dikenal, hanya segelintir pengusaha kopi di dataran tinggi yang katanya serpihan tanah surga ini saja yang mengenal ayah 3 anak ini. Burhan merupakan eksportir kopi yang tinggal di Sp 3 Redelong, Kabupaen Bener Meriah. Dia mebuat sebuah perusahaan eksportir dengan nama CV Zahra Central Kupi sejak tahun 2013 silam.

Kesuksesan Burhan dalam menjalankan bisnisnya tak serta merta dia dapatkan. Berliku jalan yang harus ditempuh terlebih dahulu. Terlahir dari keluarga sederhana, Burhan merupakan anak ke-6 dari 9 bersaudara. Pada tahun 1995 dia memutuskan meninggalkan tanah kelahirannya dengan merantau ke Ibukota Jakarta.

Diperantauan, Burhan mencoba peraduan nasibnya dengan mengikui tes Scaba TNI Angkatan Udara (AU). Saat itu, Burhan gagal lulus. Menjadi Bintara TNI AU merupakan cita-cita Burhan sejak lama, meski gagal tak lantas pria yang gemar mengenakan kemeja, celana jeans dan jaket dan sepatu yang terbuat dari kulit ini kecewa.

Menurutnya, Allah SWT telah menggariskan kehidupan seseorang. Gagal menjadi TNI, Burhan harus memutar otak untuk mendapatkan pekerjaan. Jauh dari orang tua, mengharuskannya mencari penghasilan sendiri. Tak berputus asa, akhirnya Burhan diterima sebagai pengawas cleaning service Monas, Jakarta. Saat bekerja dia hanya berpenghasilan Rp. 500 ribu per bulan saat itu.  Tak hanya menjadi cleaning service, tingginya kebutuhan hidup di Ibukota mengharuskannya mencari pekerjaan sampingan. Burhan pun berinisiatif berjualan daun pisang yang ia beli dari Petani di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang kemudian dia jual ke Pasar Minggu.

Pekerjaan sampingan Burhan semakin banyak, pria yang giat ini juga membeli kupon beras dari PNS Jakarta, kemudian kupon tersebut ditukar ke Bulog Jakarta Pusat. Hasil penukaran kupon tersebut dengan beras kemudian di jual di Lenteng Agung. Masih banyak pekerjaan lain yang ia lakoni, sebelum menggeluti usahanya dibidang kopi.

Tahun 1999, Burhan kembali ke tanoh tembuni. Tak lama kemudian, gadis asal Timang Gajah memikat hatinya, hingga akhirnya dia memutuskan menikahi wanita pujaannya itu, hingga sekarang Burhan dan istrinya Silawati sudah dikarunia 3 orang anak.

Menjadi Toke Kopi dan Palawija

Burhan dan Mahasiswa Hongkong UniversityUsai menikah, Burhan ingin meningkatkan penghasilannya. Berbekal pendidikan tamatan SMA, Burhan meyakini tak akan mungkin bisa bekerja dikantoran. Dia bersama sang isri, berinisiatif menjadi toke kopi kecil-kecilan, tak hanya itu Burhan pun membeli hasil palawija dari petani.

Menjadi toke kopi dan palawija, tentunya keuntungan yang dia dapat hanya pas-pasan. Menabung sedikit demi sedikit, keluarga Burhan berinisiatif membeli sebuah mobil pick up, yang bertujuan mempermudah pengangkutan barang dagangannya. Walau melakoni bisnis menjadi toke, Burhan tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya sebagai petani kopi.

Perlahan tapi pasti, usahanya mulai berkembang. Pada tahun 2004, Burhan mulai membangun gudang penyimpanan kopi berukuran 9×11 meter. Setelah gudangnya berdiri, mulailah beberapa investor mengajak Burhan bekerjasama dengan menyertakan penanaman modal, dirinya kemudian membentuk sebuah perusahaan yang diberi nama UD Zahra.

Pasca ditinggal orang tua tahun 2008, Burhan menerima sedikit warisan yang ditinggalkan. Tak menyiakan apa yang ditinggalkan orang tuanya itu, Burhan pun memanfaatkannya untuk perluasan usaha, di tanah seluas 6.530 Meter persegi, Burhan mulai membangun pabrik kopi, lantai jemur berserta kantornya.

Bekerjasama dengan The Rainforest Coffee

Ruslan Abdul Gani saat menjabat Bupati Bener Meriah (Kiri), Burhan (Tengah) dan pimpinan The Rainforest Coffee Mr Wu (Kanan).Lama-kelamaan, bisnis kopi Burhan semakin berkembang. Awalnya Burhan tak memiliki perusahaan yang bergerak di bidang ekspor. Beberapa kali, Burhan harus menjual kopi hasil olahannya menggunakan perusahaan orang lain.

Atas inisiatif dari Buyer (pembeli) nya yang berkantor pusat di Taiwan dengan nama perusahaan The Rainforest Coffee untuk membuat perusahaan sendiri, akhirnya Burhan mengiyakan inisiatif tersebut. Dia pun membuat sebuah perusahaan ekspor kopi dengan nama CV Zahra Central Kupi, yang beralamat di Kampung Tingkem Benyer, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah atau tepat di depan Pendopo Wakil Bupati Bener Meriah.

“Mereka (The Rainforest Coffee) lah yang mendesak saya untuk membuat sebuah perusahaan, agar pembelian lebih fair dan saya pun menyetujuinya,” kata Burhan kepada LintasGayo.co beberapa waktu lalu.

Mengekspor Kopi Gayo Natural Process

Dalam urusan ekspor kopi, kopi yang dijual burhan ke The Rainforest Coffee merupakan kopi yang tak biasa dilakukan oleh eksportir lain. Menariknya, kopi yang diekpor CV. Zahra Central Kupi bukanlah kopi sembarangan, melainkan berupa kopi yang diproses dari buah cherry kopi hingga nantinya akan menjadi apa yang dikenal dengan sebutan natural process. 

“The Rainforest Coffee setelah membeli kopi dari kita, kembali menjual ke Hongkong. Menurut mereka, pola minum kopi di Hongkong itu sukanya yang punya aroma, makanya kopi Gayo natural process laku keras disana,” terang Burhan.

Dalam sekali pengiriman, Burhan mengatakan pihaknya hanya mengirim 1-3 ton saja. “Membuat kopi natural process itu tidak mudah, butuh waktu lama, waktu itu pimpinan The Rainforest, Mr. Wuu yang mengajak saya bekerjasama kemudian mereka juga punya perwakilan di Medan-Sumatera Utara,” ujarnya.

Sementara itu, Manager The Rainforest Coffee, Anggia Sitanggang beberapa waktu lalu juga mengatakan bahwa pihaknya mengetahui ada beberapa pengusaha kopi yang mampu membuat kopi natural process, namun hanya dalam jumlah sedikit.

“Khusus untuk natural process, untuk Bener Meriah dan Aceh Tengah kami rasa masih Cv. Zahra Central Kupi yang sanggup menyediakan dalam jumlah besar. Awalnya kesulitan menemukan perusahaan yang bisa melakukan hal ini, saya tau ada beberapa yang sudah bisa membuatnya, tapi produksi hanya sedikit. Setiap pemesanan kopi natural process, The Rainfores Coffee selalu memesan lebih dari 2 ton,” tandas Anggia Sitanggang.

Sering Dikunjungi Mahasiswa Asal Hongkong University

Kerjasama CV Zahra Central Kupi yang didirekturi Burhan dengan The Rainforest Coffee membuat kediamannya tak pernah sepi dikunjungi orang asing, terutama mahasiswa asal Hongkong University.

Seperti diketahui, The Rainforest Coffee yang berkantor di Taiwan, kembali menjual kopinya ke Hongkong. Sedangkan di Hongkong, banyak orang penasaran tentang cara pengolahan kopi yang mereka kenal sebagai Kopi Gayo. Berbekal dari itulah, The Rainforest Coffee berinisiatif mengajak mahasiswa University melihat langsung cara pengelohannya langsung kepada petani kopi Gayo, dan Burhan pasti orang pertama yang diajak menemani mahasiswa asing tersebut, lantaran petani yang dikunjungi merupakan petani binaannya.

Punya 500 lebih Petani Binaan

Pengolahan KopiDalam mencukupi kebutuhan ekspornya, mengharuskan Burhan membina petani kopi di dataran tinggi Gayo. Agar tak kehilangan pelanggan saat pemesan terjadi. Hingga saat ini, Burhan mengaku memiliki lebih dari 500 petani binaan.

Para petani binaan ini menjual kopinya kepada CV Zahra Cenral Kupi yang kemudian diekspor ke Taiwan lewat The Rainforest Coffee.

Untuk urusan pembuatan kopi natural process, Burhan bersama The Rainforest harus menyeleksi petani binaan tersebut. “Membuat kopi jenis ini tak boleh sembarangan, pertama ketinggian merupakan fakor utama agar kopi ini menjadi sesuai yang diharapkan, minimal ketinggian kebun petani 1400 mdpl, maka dari itu harus kita seleksi,” ujarnya.

Dikatakan lagi, kerjasama dengan The Rainforest Coffee sangat menarik. “Sangat menarik, kenapa, mereka sangat fair, kita yang menawarkan harga bukan mereka. Uang pembayaran juga dibayar cash. Setelah itu, hasil penjualan mereka juga ada pengembaliannya kepada petani, berupa beasiswa bagi anak petani yang kuliah di Universitas Gajah Putih dan pengembalian lainnya untuk pembangunan desa dimana petani binaan kita tinggal,” terang Burhan.

Sedia Pesanan Kopi Natural Process dalam Jumlah Kecil

Tak hanya menjadi ekportir kopi natural process, Burhan juga menyediakan bagi pembeli yang memesan dalam jumlah kecil. “Dalam jumlah kecil, 100-200 Kg juga kita tampung, jika ada yang berminat silahkan datang saja ke kantor yang sudah disebutkan diatas, atau boleh langsung menghubungi saya di nomor kontak 082165767995,” kata Burhan.

Sosok Eksportir Low Profile

Bersahaja dan jarang terpublikasi, menunjukkan bahwa Burhan merupakan seorang yang low profile. “Dari dulu, banyak teman yang menyarankan saya muncul dengan mempublikasi apa yang sudah diperbuat untuk tanah kelahiran ini, ini saja kalau tidak didesak dan dipanggil langsung mungkin nama saya tidak akan pernah muncul di media,” kata Burhan.

“Saya tidak terbiasa tampil, memulai usaha dari nol hingga saat ini merupakan rasa syukur yang tidak terkira bagi saya dan keluarga, nasib kami pun berubah, dan dapat berbuat banyak bagi orang lain,” timpalnya.

Begitulah sekelumit kisah Burhan yang giat dan ulet dalam menjalankan kehidupannya, hingga akhirnya ia berhasil menjadi salah seorang eksportir kopi Gayo yang sukses.  Menurutnya, mengubah nasib seseorang adalah hal yang mudah bagi Allah SWT. Namun begitu, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika bukan kaum itu sendiri yang mengubahnya. Kepada generasi muda Gayo, Burhan juga berpesan bahwa tak ada yang tak mungkin, semuanya butuh proses dalam menjalaninya. Kejujuran merupakan modal utama dalam segala hal membangun apapun. “Mengubah nasib seseorang adalah hal yang mudah bagi Allah SWT, tinggal bagaimana kita berusaha, jujur dan senantiasa bersyukur adalah hal yang harus kita jalani,” tandas Burhan. []

Mahasiswa Hongkong University Bersama Burhan. (Ist)
Mahasiswa Hongkong University Bersama Burhan. (Ist)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.