Romantika Ramadhan di Bangku Kuliah

oleh

Oleh; Arief Maulana*

PertemuanAkhir bulan Mei semua orang sudah siap dengan segala persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, bulan yang diagungkan oleh seluruh ummat muslim di dunia dimana bulan ini orang berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan dan orang berlomba-lomba untuk merperbanyak ibadah. Dalam perkuliahan sebagian dosen mulai mengebut untuk mengejar waktu yang tersisa menyelesaikan tatap muka, agar pada bulan Ramadhan tidak ada aktifitas belajar-mengajar di kampus. Aku begitu antusias menyambut datangnya bulan suci ini segala persiapan telah aku lakukan, mulai membersihkan halaman rumah, gotong royong di kampung mengatur jadwal Ramadhan dan lain sebagainya.

Kamis 2 Juni 2016 sebuah berita dari dosen yang sungguh mengejutkan hati, dimana seluruh dosen wajib memenuhi 16 pertemuan perkuliahan, artinya mau tidak mau pada bulan ini harus kuliah. Terlebih lagi yang membuat kepala saya harus terbagi, dosen membagikan tugas yang tidak sedikit untuk menutupi pertemuan yang kurang. Makan tak enak tidur nyenyak mengingat tugas yang begitu banyak, satu mata kuliah saja ada dua tugas. Semester ini ada sepuluh mata kuliah dan semua ada tugas. Dalam waktu dua minggu saya harus menyelesaikan semua. Lelah itulah yang saya bayangkan dalam bulan Ramadhan kali ini, bulan yang seharusnya beribadah kini harus terbagi dengan menyelesaikan tugas.

Aku harus berfikir positif untuk belajar, bukanlah beban melainkan ladang untuk beramal dan berbuat kebaikan, seperti sabdanya nabi “barang siapa yang menuntut ilmu pada bulan Ramadhan maka Allah bukakan pintu syurga untuknya”. Meski selama ini bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang libur dalam segala aktifitas, namun kali ini aktifitas yang akan menemani Ramadhan-ku.

Ramadhan Special

Ramadhan selalu berbeda dengan bulan lainnya, setiap bulan ramadhan datang nuansa siang dan malam akan terasa berbeda dan pada malam hari dibulan lain terlelap tanpa sadar kini akan terasa berbeda malam menjadi ibadah dengan tadarus dan lain sebagainya. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dimana di dalam nya terdapat kebaikan kepada seluruh ummat manusia.

Nuansa Ramadhan selalu berbeda dengan bulan yang lain dimana bulan ini memberi ciri khas yang tiada duanya, dikala sore hari ketika keluar rumah kita akan mendapatkan barisan pedagang yang menjajakan makanan untuk berbuka puasa, beraneka ragam menu terpampang di hadapan mata kita mulai dari kue, air tebu, kelapa muda, bahan yang tidak pernah ada dibulan lain tapi pada bulan Ramadhan makanan itu tersedia misalnya, on peugaga, boh timon wah, leumang dan lainnya. Begitu juga pada malam hari pada bulan lainnya sibuk dengan aktifitas masing-maing namun pada bulan ramadhan tua muda berbaris menuju mesjid atau surau untuk melaksanakan shalat terawih berjamaah.

Sabda nabi Saw jika ummatku tau kelebihan Ramadhan maka sungguh dia akan berdoa seluruh bulan menjadi bulan Ramadhan. Begitu istimewanya bulan yang satu ini sehingga menjadi bulan yang special bagi saya dan semua ummat Islam. Dimana tidur disiang hari menjadi nilai ibadah dan segala kebaikan pahala yang dijanjikan berlipat ganda. Andai saja pahala itu nampak maka tak satupun manusia yang sibuk dengan urusan dunianya. Semua pekerjan pada bulan Ramdhan menjadi ibadah bila pada hati terselip karena Allah. Sungguh terasa nikmat bila Allah menjadi tujuan dan alasan atas segala tindakan dan kegitan, inilah momentum yang spesial untuk kita semua untuk memperoleh syurga-Nnya yang maha luas.

Kuliah Pada Bulan Ramadhan

Pada hari ketiga menjadi hari petama dalam bulan Ramadhan bagiku untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kampus, dari Indrapuri dengan sepeda motor mengarungi terik matahari yang menbakar bumi, sedikit demi sedikit kumenyusuri jalan untuk menuju kampus tercinta tempat selama ini aku belajar untuk mencapai cita-cita. Jam 10 tepat aku masuk pekarangan kampus biru rasa lelah mulai terasa karena jauhnya perjalanan.

Namun semua itu hilang ketika melihat teman-teman yang penuh smangat mulai menyapa sambil tersenyum, dengan candanya.

“Lemas kali kox Rif kayak orang puasa aja”, ujar Mursaha sambil tertawa dan hari pun mulai siang,

Ternyata pikiranku salah sebelumnya, aku berpikir kuliah dibulan puasa akan melelahkan dan mebuat kami merasa ngantuk, ternyata belajar dibulan puasa lebih berkah dan terasa nikmat. Hari itu kami belajar mata kuliah Jurnalisme Investigasi. Di mana sebelumnya dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk mengivestiagasi apa saja yang hendak diinvestigasi oleh mahasiswa.

Kelompok 1 yang diketuai Syukrizal mengivestigasi tentang beasiswa di lingkungan UIN Ar-Raniry, sungguh kami tercengang dikala mereka memaparkan data tentang beasiswa yang ada di lingkungan kampus tercinta itu.

Ketika giliran kelompok kami yang menginvestigasi tentang kecurangan Ujian Nasional, sontak terdiam ketika lelaki yang berdiri di depan ruang meminta dipresentasikan hasil investigasi kami serta memaparkan data yang kami dapatkan. Kami hanya duduk manis dengan mulut terkunci tanpa berbicara, hanya Reja yang berbicara sambil memutar otaknya untuk mencari alasan. Dengan ramah lelaki yang menjadi dosen kami menerima alasan dan mengajarkan cara memperoleh data investigasi di lapangan. Dan kami hanya mengangguk kepala dikala bapak menjelaskan tata cara mempeoroleh data investigasi dan sungguh dalam hati ini ada rasa malu dan bersalah karena kami tidak menjalankan tugas seperti yang diperintahkan.

Membuat Tugas di Bulan Ramadhan

Hari ke 4 bulan Ramadhan kami mulai berkumpul di kost Arafat yang tidak jauh dari kampus, siang itu hari mulai panas membuat kerongkongan terasa kering, godaan iman pun mulai datang di mana candaan Iwan menggoncang dan memancing nafsu.

“Beli mi dulu biar kita masak”, sambil tertawa kami menyambut ide gila itu, sambil membuat tugas kuliah yang mulai menumpuk di kepala.

Tugas pertama datang dari Mata Kuliah Periklanan, dua tugas harus kami selesaikan dalam waktu 4 hari, sebuah tugas yang tak pernah kami kenal sebelumnya sebuah lembaran harus kami coret bagaikan anak SD yang mulai menggambar. Entah apa yang ada dibenak saya ketika tugas ini melanda pikiran, karena selama ini aku tidak pernah menggambar tangan. Aku mulai menggambar untuk menyelesaikan tugas yang satu ini, canda ria membuat aku semakin gugup karena kemampuanku yang sangat tidak mampu dalam hal ini.

Iwan yang pandai chorel menjadi tempat bersandar karena urusan gambar menggunakan aplikasi komputer, dan akupun menyuruhnya agar dapat meringankan beban pikiran akan tugas yang kuhadapi, dengan tegas Iwan menjawab

“Ke buat juga punya ku ya”, ujar Iwan meminta ku membuat tugasnya tentang mata kuliah Komunikasi Politik

Beban baru pun mulai bertambah, tugas lainnya datang bertubi-tubi, Desain Grafis harus membuat poster dan cover buku, Praktikum Grafika harus membuat 3 buku, belum lagi tugas tentang Produksi Siaran TV dan film yang tugasnya membuat sinopsis.

Tumpukan tugas kuliah dalam bulan Ramdhan ini sungguh melelahkan, namun harus aku bersabar jika ini kulakukan dengan iklas akan mendapatkan nilai ibadah. Sungguah Allah itu maha pemurah dan sayang kepada hambanya. Apapun cobaan pasti ada hikmah di belakangnya. Tugas bukanlah alasan untuk bermalas-malasan dalam ibadah. Semua harus jalan dunia kita selesaikan, akhirat kita kerja untuk memperoleh syurga, serta memperoleh maghfirah yang dijajnjikan pada bulan Ramdhan.

Semoga tugas yang diberikan pada bulan puasa ini dapat kuselesaikan, termasuk tugas mata kuliah Penulisan Feature ini, menurut aku sangat berat karena aku belum pernah buat feature selama ini ditambah lagi 6 halaman sungguh melelahkan, satu paragraf aja sudah kehabisan kata-kata.

****

Pada malam hari kami kembali berkumpul alasannya buat tugas, caffe menjadi tempat kami nongkrong, ketika sampai disana kami langsung membuka situs wajib yang tak lain adalah fb, sehingga kami lalai dan terbuai dalam dunia maya tugaspun terabaikan di tambah lagi malam itu menjadi pembukaan sepak bola Piala Eropa di sejumlah stasiun tv. Sehingga mata kami terbuka lebar menyaksikan 22 orang di lapangan di atas lapangan merebut si kulit bundar yang ingin di jeploskan ke jaring yang di kawal oleh seorang kiper.

Malam pun mulai larut mata mulai sayu namun tak satu pun tugas terselesaikan, akhirnya jam mulai menunjukkan pukul 4. Kami harus kembali menikmati waktu sahur sebelum waktu imsak tiba.

Aku tidak kembali ke Indrapuri karena waktu imsak semakin dekat sehingga aku memutuskan untuk membeli sebungkus nasi sebagai menu sahur pengganti makanan ibu yang selama ini aku nikmati. Kost Jabar menjadi sasaranku untuk merebahkan punggung yang mulai lelah karena berjaga semalam suntuk. Keesokan harinya aku kembali ke Indrapuri dan melanjutkan istrahat karena pada hari itu tidak ada lagi kuliah.

Sabtu 11 Juni 2016 kembali ke kampus untuk mengikuti perkuliahan kembali, aku terlambat hingga setengah jam karena terlelap hingga siang, namun bapak itu tidak marah atas kondisi yang kualami. Jam mulai menunjukkan pukul 2 bapak itu belum keluar padahal kami sudah janji jam 2 akan ada mata kuliah tambahan. Sungguh aku terkejut melihat dosen mata kuliah periklanan telah tiba tidak ada waktu istirahat, sungguh mulai hati wanita yang mengasuh mata kuliah periklanan

“Saya berikan waktu 15 menit untuk kalian melaksanakan ibadah shalat Zuhur”, ujarnya memahami kondisi kami yang sedang lelah.

Setelah menyelesaikan shalat kami mulai segar kembali dan siap melanjutkan perkuliahan. Cerita lucu terjadi sontak seorang wanita imut yang membelakangan di ketahui namanya Nonita.

“Bu ada yang ibadah di belakang”, suasana pun mulai riuh, ibu dosen pun mulai tertawa mendengarkan candaan Nonita yang di panggil Dara.

****

Dikala sore hari kami mengadakan buka puasa bersama, dengan kelompok belajar atau unit belajar, sungguh melelahkan karena aku kembali dulu ke rumah yang ada di Indrapuri untuk mengganti pakaian. Dan pada malam itu sangat terasa berbeda karena kami berkumpul bersama membuat momen yang tak terlupakan, buka puasa ini mungkin tak terulang kedua kalinya karena mengingat kesibukan kita masing-masing.

Semoga persahabatan dan keadaan yang indah bisa terjaga hingga kami berpisah kelas, cerita ini akan kutulis rapi dalam diary hidup serta tersimpan manis dalam ingatan. Orang-orang yang hadir mewarnai hidupku takkan kulupakan meskipun nyawa meninggalakan badan. Terima kasih kuucapkan untuk orang tuaku tercinta, teman- teman semua yang selalu siap dalam mensupport saya, dan dosen sebagai pembimbing saya dan semua orang yang telah hadir dalam hidupku. Terima kasih.[SY]

* Arief Maulana adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Tulisan di atas adalah tugas akhir semester mata kuliah “Penulisan Features” Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.