Mendesain Impian Untuk Masa Depan

oleh
Husaini Muzakir Algayoni
Oleh: Husaini  Muzakir Algayoni*
“Sebuah catatan agar tidak jatuh dalam kegagalan karena kegagalan  itu tidaklah menyenangkan” (Husaini Algayoni).
Husaini Muzakir Algayoni
Husaini Muzakir Algayoni

Saat berada dibangku Sekolah Dasar para guru sering bertanya kepada anak muridnya, apa cita-cita kalian anak-anak?, sontak kelas bergemuruh dengan suara para murid bak paduan suara karena mengutarakan cita-cita mereka dengan semangat, ada yang menjadi dokter gigi, dokter umum, polisi, guru, aktor seperti sakh rukh khan dan lain sebagainya.

Ketika sudah beranjak dari Sekolah Dasar menuju Perguruan Tinggi, apakah cita-cita yang pernah di ucapkan pada masa SD dulu masih teringat dalam pikiran atau tidak ingat sama sekali, walaupun sudah berada dalam bangku kuliah namun banyak dari kalangan mahasiswa dia tidak tahu mau menjadi apa nantinya, apa yang dia impikan untuk masa depan tidak terlalu dipikirkan. Padahal menancapkan impian sejak dini begitu penting dalam meraih impian itu sendiri.

Apa yang dikatakan oleh motivator Nasional (Broth’ Mukhtar Wijaya), yang juga penulis buku tentang motivasi, saat memotivasi mahasiswa UIN Ar-Raniry. Beliau mengatakan bahwa “Banyak generasi sekarang tidak tahu, apa yang akan dilakukan esok hari bahkan beberapa tahun kedepan oleh karena itu harus jelas apa yang ingin di raih dan juga harus ditulis apa yang di impikan”. Begitu juga dengan Rosmiati, mahasiswi asal Aceh Tengah yang kini sudah berada di negeri Chakie Chan (China) yang sedang menempuh Program Magisternya; beliau juga mengatakan “Mahasiswa harus bercita-cita dan cita-cita itu harus kita tulis, dengan semangat yang tinggi serta kemauan yang kuat karena dengan kemauan yang kuat pasti ada jalan serta satu hal lagi yang harus dilakukan adalah do’a”. Begitu juga apa yang dikatakan oleh penulis Novel Inspiratif Andrea Hirata “Bermimpilah setinggi langit, karena mimpi itu gratis.”

Saat penulis memabaca novel “Musyahid Cinta”, bahwa dalam novel ini juga menegaskan begitu pentingnya sebuah mimpi dan mimpi itu harus dipikiran agar bergairah. Mari kita simak sedikit dialog antara Ridho dan Irwan dalam novel “Musyahid Cinta” ini.

Irwan : Lebih baik nggak usah ente pikirin mimpimu itu, menghabiskan energi, ayo ambil sarapan pagi di kafetaria.

Ridho : “Ah kau ini wan, yang kau pikir hanya makan dan buang kotoran melulu”, katanya kesal… hanya orang tolollah yang menganggap bahwa berpikir tentang mimpi itu hal yang sia-sia. Kalau hidup tanpa impian, pastilah hidupnya tidak akan menggairahkan.

“Orang sering suka omong-omong soal makanan daripada merenungkan mimpinya, pikir Ridho”.

Walaupun dialog diatas yang diimpikan oleh Ridho adalah seorang wanita, yang mana wanita itu ingin menjadi pendamping hidupnya namun gagal dan akhirnya ia menjadi musyahid cinta: kalau dicermati dialog diatas, betul juga apa yang dikatakan oleh Ridho bahwa orang lebih memperhatikan urusan leher kebawah yaitu urusan daripada memikirkan urusan leher ketas yaitu urusan otak. Pada saat ini mahasiswa kata motivator BMW diatas lebih suka memikirkan urusan leher kebawah (membeli makanan) daripada memikirkan urusan leher ke atas (membeli buku), padahal buku ini adalah kunci sukses bagi seseorang kata beliau.

Para pembaca tentu pernah mendengar siapa itu Hitler, Lenin dan Sun Yat Sen. Ketiga tokoh ini jauh-jauh hari telah menyiapkan strategi untuk mendirikan bangsa mereka masing-masing. Bayangkan saja Hitler ketika menaiki tahta kekuasaan mendirikan Negara Jerman pada tahun 1933, bukan tahun itu ia mempersiapkannya akan tetapi mulai dari 1921 ia telah bekerja mempersiapkan untuk mendirikan bangsa Jerman. Begitu juga dengan Lenin, mulai tahun 1985 ia telah menyusun mendirikan Soviet Rusia dan pada tahun 1905 baru tercapai cita-citanya dan yang terakhir adalah Sun Yat Sen sang pendiri bangsa Tiongkok ia mendirikannya pada tahun 1885 tetapi telah dimulai dari tahun 1885.

Dari tiga tokoh diatas dapat kita mengambil pelajaran bahwa merencanakan tujuan dari awal adalah sesuatu yang sangat penting kedepannya karena tanpa ada rencana, misi dan visi tidak akan tercapai dengan baik. Dengan adanya rencana dari awal maka semangat akan membara, kerja keras dan usaha akan dilakukan seperti yang dikatakan oleh Thomas Alva Edison “Kecerdasan itu sebesar 1%nya adalah ilham dan 99%nya adalah usaha, perjuangan dan pengorbanan.”

Sebagai penutup dari tulisan ini semoga bermanfaat dan menjadi renungan khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca budiman, betapa pentingnya sebuah rencana dari awal untuk mencapai masa depan dengan cita-cita yang gemilang, dalam buku Plan Your Life dimuat sebuah ungkapan yang bisa menjadi inspirasi kita “Barang siapa hidup tanpa tujuan yang jelas, maka dia akan tergilas ditengah kehidupan ini. Kemudian mati, sedangkan dia belum berbuat sesuatu.”

*Penulis: The Student of Theology and Fhilosophy

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.