Belajar: Berdiskusi atau Berdebat

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

diskusiDISKUSI adalah salah satu cara untuk mencari ilmu, mencari tahu agar dapat diketahui karena manusia itu bersifat ingin rasa tahu. Itulah gunanya akal yang ada dalam diri manusia untuk berpikir dan bertanya untuk mencari tahu agar mendapatkan jawaban. Sedangkan debat sering di identikkan dengan mencari musuh beda dengan diskusi yaitu mencari ilmu, kenapa mencari musuh karena debat ini saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Dan juga dengan diskusi ini juga kita bisa menjalin persahabatan dengan orang lain sedangkan debat melahirkan permusuhan.

Dalam diskusi ini juga ada satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan jika tidak ingin mencari musuh yaitu masalah “Etika Dalam Berdiskusi” dan menghormati pendapat orang lain; ini menandakan tanda sikap orang bijak dalam berpikir, dalam diskusi itu bukan malah mempertentang pendapat orang lain; kalau ada yang seperti itu bukan diskusi namanya tapi mengajak berkelahi oleh karena itu memperbanyak referensi dalam membaca membuat kita berpikir dengan bijak dan berwawasan luas sehingga menghargai pendapat orang lain. Guru besar UIN Ar-Raniry, Prof Yusny Saby pernah mengatakan: “Kalau kamu ingin dihormati maka hormatilah pendapat orang lain”.

Debat biasanya mengeluarkan argument masing-masing seolah-olah bahwa argumentnya lah yang benar sedangkan punya orang lain salah sehingga terjadilah perang urat saraf, diskusi dan debat mempunyai kesamaan dalam proses belajar namun mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Debat dalam bahasa Arab disebut dengan Jadal atau Jidal adalah bertukar pikiran dengan cara bersaing dan berlomba untuk mengalahkan lawan.

Dalam al-Qur’an Allah swt menyatakan bahwa Jadal atau berdebat merupakan salah satu tabi’at manusia, “Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak debatnya” (al-Kahfi: 54), yakni paling banyak bermusuhan dan bersaing.

Jadi dalam belajar lebih bijak kiranya kita melakukan yang namanya diskusi daripada berdebat, karena disukusi atau musyawarah itu lebih banyak manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun terhadap kemajuan akademik itu sendiri.

Sebagai pelajar yang masih bergelut dalam dunia pendidikan diskusi merupakan salah satu adab dalam belajar sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Ta’lim Muta’lim sebagai kitab pegangan seorang santri, dikatakan bahwa manusia itu ada tiga macam:
1. Orang-orang yang benar sempurna
2. Orang yang setengah sempurna
3. Orang yang tidak sempurna sama sekali

Adapun orang-orang yang benar-benar sempurna ialah orang yang pendapatnya selalu benar dan mau bermusyawarah. Sedangkan orang yang setengah sempurna ialah orang yang pendapatnya benar tapi tak mau musyawarah. Dan orang yang tidak sempurna sama sekali ialah orang yang pendapatnya salah dan tidak mau musyawarah.

Di dalam kitab tersebut telah jelas diterangkan bahwa orang yang suka berdikusi adalah orang-orang yang sempurna dalam belajar walaupun pendapatnya itu benar namun ia masih mau berdiskusi daripada orang yang pendapatnya salah namun masih ngotot terhadap pendapatnya yang menurutnya bahwa itu adalah betul dan lebih parah lagi jika tidak mau berdiskusi ataupun bermusyawarah.[]

*Penulis: The Student of Theology and Fhilosophy

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.