(Menuju Hidup Berkemajuan)
Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA.[*]
SEMUA orang mengenal daerah Gayo adalah Negeri yang subur, ditumbuhi oleh beragam tamaman mulai dari tanaman yang berumur panjang sampai kepada tanaman yang berumur bulanan. Semua tanaman yang tumbuh diciptakan oleh Tuhan untuk semua manusia, tidak hanya manusia yang hidup di daerah dimana tanaman itu tumbuh tetapi juga yang hidup di daerah atau tempat lain. Karena itu dapa dilihat kalau Tuhan menciptakannya tidak ada yang seragam, dimana antara satu dengan yang lainnya berbeda.
Kalaulah Tuhan menciptakan jenis tanaman seragam atau sama dan manusia juga diciptakan mempunyai kebutuhan yang sama maka bisa dipastikan antara satu orang yang hidup di satu daerah dengan orang yang hidup di daerah lain tidak akan pernah saling mengenal, dan keseragaman tersebut akan menjadikan keatifitas manusia tidak akan bisa berkembang dan berubah untuk menuju kesempurnaan diri mereka.
Keberagaman tanaman yang tumbuh di suatu daerah juga dipengaruhi oleh jenis lahan sebagai tempat tumbuhnya tanaman, demikian juga dengan lahan tidak sembarang menerima tanaman atau tumbuhan yang akan tumbuh, artinya tidak semua tanaman yang bisa tumbuh disembarang tempat dan tidak sembarang tempat dapat ditumbuhi oleh sembarang tumbuhan. Karenanya sangat sulit untuk mengatakan kalau lahan itu dibagi kepada lhan yang subur dan lahn yang tidak subur.
Para ahli sering membagi lahan kepada lahan produktif dalam lahan yang tidak produktif, lahan produktif artinya lahan yang dapat ditumbuhi oleh tumbuhan yang bisa dikonsumsi oleh manusia, sebaliknya lahan yang tidak produktif adalah lahan yang ditumbuhi oleh tanaman yang tidak bisa dikonsumsi oleh manusia. Dari sngi menfaat sebenarnya kedua jenis lahan tersebut bemanfaat untuk manusia, jadi tidak ada sedikitpun lahan yang ciptakan Tuhan yang sia-sia.
Demikian halnya dengan daerah Gayo yang memiliki lahan sebagiannya disebut dengan lahan produktif dan sebagian lagi disebut lahan yang tidak produktif. Kebanyakan lahan yang produktif sudah diolah dan ditanami oleh masyarakat dengan berbagai jenis tanaman. Mereka yang menanam juga dari berbagai strata yang ada dalam masyarakat, mulai dari masyarakat yang tidak berpendidikan sama sekali sampai kepada anggota masyarakat yang mempunyai pendidikan tinggi, mulai dari masyarakat biasa sampai kepada mereka yang mempunyai jabatan yang tinggi bahkan juga mulai dari masyarakat yang miskin sampai kepada masyarakat yang mempunyai kekayaan yang banyak.
Bila digunakan hal di atas untuk menganalisa keadaan ekonomi masyarakat Gayo sekarang dan bisa diprediksi kedepan juga secara kemungkinan bisa dikatakan bahwa keadilan ekonomi di dalam masyakat tidak akan pernah terwujud. Karena masyarakat yang miskin, tidak berpendidikan dan masyarakat biasa tidak pernah mampu mengejar ketertinggalannya, sebaliknya masyarakat yang mempunyai pendidikan tinggi, masyarakat yang mempunyai jabatan dan mereka yang mempunyai kekayaan akan mengusai lahan, dapat mengolah lahan secara maksimal dan juga dapat mengusai mengambil alih lahan yang selama ini menjadi milik masyarakat biasa.
Mungkin tidak ada salahnya untuk mulai berpikir guna membawa kehidupan masyarakat Gayo menuju kearah hidup yang berkemajuan, dengan mengkaji kembali apa yang telah disebutkan di atas bahwa semua lahan yang diciptakan Tuhan itu bermanfaat untuk kehidupan manusia dimana lahan itu diciptakan. Hal ini tentu saja tidak bisa dipikirkan dan dikerjakan oleh anggota masyarakat yang tidak berpendidikan, tidak mempunyai kekayaan dan juga tidak mempunyai kekuasaan atau jabatan.
Anggota masyarakat yang berpendidikan yang sudah diasah bertahun-tahun dan dilatih untuk memindahkan potensi kekuatannya dari tangan atau fisik sebagaimana yang dimiliki oleh mereka yang tidak berpendidikan kepada otak atau pukiran, karena itu tentu dapat mengetahui lahan yang tidak produktif itu untuk apa dapat digunakan, apakah untuk daerah industry atau untuk daerah perdagangan, sehingga mereka yang memerlukan hasil pertanian dari masyarakat tidak harus turun menembus tempat produsi masyarakat.
Bagi anggota masyarakat yang memiliki modal atau kekayaan tentu mendudung apa yang menjadi ide dan pemkiran dari mereka yang berpendidikan, apakah mendirikan pabrik atau gudang-gudang yang mampu menampung hasil peroduksi masyarakat. Karena mereka yang berpendidikan tentu telah mampunyai memprediksi keuntungan dan kemungkinan terkecil kerugian dalam jangka waktu yang panjang.
Selanjutnya bagi anggota masyarakat yang mempunyai kekuasaan atau jabatan akan mempersiapkan regulasi atau aturan yang diperlukan oleh mereka yang menjadi pelaku industri dan perdagangan. Sehingga pergerakan menuju kehidupan berkemajuan lebih cepat terwujud dan tidak akan terjadinya perebutan lahan dengan mereka yang masih mengandalkan kekuatan otot dalam bekerja. Dan akhirnya akan terwujud keadilan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Sembari itu juga memberi arti kepada kita bahwa apa yang diciptakan oleh Tuhan tidak ada yang sia-sia dan satu saat nanti tidak ada lagi istilah adanya lahan yang tidak produktif. Karena poduktif dan tidak produktif yang dipahami selama ini ada dalam perspektif Negara atau pola piker agraris.