
Takengon-LintasGayo.co : Salah seorang tokoh masyarakat Lumut Kec. Linge Kab. Aceh Tengah menyatakan dilema adanya penambangan emas tanpa izin (PETI) di Bur Geruguh kampung Lumut. Satu sisi, ekonomi masyarakat membaik, sisi lain dampak lingkungan yang membahayakan akibat penggunaan mercuri.
“Serba salah, walau saya tidak pernah bersekolah, saya faham apa akibat penggunaan mercuri bagi lingkungan termasuk manusia,” ungkap M Yusuf Aman Dar, beberapa hari lalu di Lumut.

Amatannya di lokasi penambangan emas Bur Geruguh oleh masyarakat yang sebagian besar adalah warga Lumut, penggunaan mercuri tidak terkendali samasekali. Sisa pendulangan emas berupa campuran tanah, bebatuan dan mercury dibuang begitu saja.
“Limbahnya berupa mercuri tentu turun ke sungai atau tetap di tempat tersebut, ini sangat membahayakan lingkungan baik ikan, ternak, tanaman, apalagi manusia manusia,” ungkap Aman Dar yang mengaku pernah diminta pihak perusahaan eksplorasi emas sebagai penunjuk jalan beberapa tahun silam.
Menghentikan PETI juga bukan solusi karena sebagian besar masyarakat setempat sudah menggantungkan hidup di lokasi penambangan tersebut. “Semestinya bukan saya saja yang risau tapi semua, khususnya pemangku kepentingan,” ujar Aman Dar kelahiran tahun 1935 ini.
Aman Dar mengaku faham bahaya mercuri saat mendengar percakapan-percakapan tim eksplorasi yang meminta dirinya sebagai penunjuk jalan, keluar masuk hutan.
‘Mereka sering berdiskusi soal bahaya mercuri, saya betul-betul risau,” tandas Aman Dar. (WA)
