Oleh: Radhiah Amna, S.Pd*
KOPI merupakan minuman yang sangat digemari oleh hampir semua kalangan, mulai dari remaja dan dewasa, sampai kepada orang tua. Saat ini kopi bukan hanya minuman yang disukai oleh masyarakat lokal saja, bahkan telah menjadi trend bagi masyarakat nasional dan tentunya telah merambah ke internasional. Kopi sekarang ini telah mendunia, dan kita sebagai negara penghasil kopi patut berbangga karena merupakan salah satu pemasok kopi terbesar dari beberapa negara di dunia.
Secara umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika (Coffee Arabica), Kopi Liberika (Coffee Liberica), Kopi Robusta (Coffee Cannephora), dan Kopi Excelsa (Coffee Dewevrei). Salah satu jenis kopi yang menjadi andalan masyarakat Gayo ialah Kopi Arabika, dimana cita rasanya yang spesifik membuat para penikmat kopi enggan untuk tidak mencicipinya dalam beberapa waktu. Di Gayo Kabupaten Aceh Tengah kopi ditanam dengan cara oganik tanpa bahan kimia sehingga kopi ini juga dikenal sebagai kopi hijau (ramah lingkungan), sehingga ia pun semakin dikenal sebagai kopi organik terbaik di dunia.
Perkebunan kopi yang telah dikembangkan sejak tahun 1908 ini tumbuh subur di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kedua daerah yang berada di ketinggian 1200 m dari permukaan laut tersebut memiliki perkebunan kopi terluas di Indonesia yaitu dengan luas sekitar 81.000 Ha. Dimana dengan jumlah lahan produktif yang sangat mendukung sehingga tidak heran jika mayoritas penduduk yang tinggal disana berprofesi sebagai petani. Beberapa dari kalangan mereka, menjadi petani bukanlah hanya sebatas pekerjaan untuk memenuhi kelangsungan hidup, namun dibalik itu semua menjadi petani kopi juga merupakan salah satu hobi yang turun temurun dilakukan oleh para pendahulu.
Uniknya kopi saat ini hanya dikenal oleh masyarakat dunia lewat minuman saja. Berbeda halnya dengan pohon kelapa, dimana masyarakat sekarang telah mampu mengembangkannya mulai dari pemanfaatan buahnya, daun, batang, pelepah, bahkan sampai ke akarnya. Pemanfaatan tersebut berkembang menjadi industri-industri kecil sebagai penunjang ekonomi masyarakat pesisir pada umumnya, mereka memanfaatkan daun kelapa menjadi sapu lidi, keranjang sampah, bingkai lemari, hiasan janur, sarang ketupat, tatakan, dan tempat buah. Kemudian pangkal pelepahnya dapat dimanfaatkan untuk membuat ragi dan gula. Sementara pelepah keringnya dapat dibuat kipas, sandal, tas tangan, dan topi.
Kulit kelapa dapat dimanfaatkan antaranya sabut kelapa untuk membuat pelapis jok dan kursi serta pembuatan tali. Tempurung kelapa dapat disulap menjadi aksesoris kotak perhiasan, kancing dan arang batok, yang kemudian dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar. Air kelapa selain bisa dinikmati sebagai minuman yang segar dan alami, ternyata air kelapa juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kecap, sari kelapa yang biasa kita kenal dengan produk nata de coco. Tak kalah penting, daging kelapa bisa dikembangkan menjadi produk-produk kuliner yang bernilai rupiah, misalnya seperti salad kelapa, manisan serutan kelapa, kopra, minyak, dan tak kalah menarik ialah santannya yang kemudian bisa menjadi bahan dasar pembuatan makanan lainnya.

Pohon kelapa yang memiliki banyak manfaat untuk manusia, bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, tentunya dengan sangat memperhatikan kualitas barang yang dihasilkan. Namun hal tersebut berbeda dengan kopi, dimana kopi hanya dikembangkan lewat hasil produksinya saja berupa buah kemudian disulap menjadi sebuah minuman dalam segelas cangkir, padahal kopi juga merupakan suatu tanaman yang sempurna, yakni memiliki akar, batang, daun, bunga dan buah.
Dari pengamatan penulis sendiri, banyak sebenarnya industri-industri yang dapat dikembangkan dari pohon kopi, yaitu industri kreatif. Berbeda dengan industri pada umumnya, industri kreatif merupakan kelompok industri yang terdiri dari berbagai jenis industri yang masing-masing memiliki keterkaitan dalam proses pengeksploitasian ide atau kekayaan intelektual (intellectual property) menjadi nilai ekonomi tinggi yang dapat menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Di dalam industri kreatif, kreatifitas memegang peranan sentral sebagai sumber daya utama. Industri kreatif yang berasal dari kreativitas manusia daripada sumber daya fisik. Namun demikian, sumber daya fisik tetap diperlukan terutama dalam peranannya sebagai media kreatif.
1. Pemanfaatan Daun Kopi
Sejauh ini, kebanyakan petani kopi hanya memanfaatkan daun kopi yang sudah membusuk sebagai pupuk organik untuk peningkatan hasil produktivitas dari tanaman kopi itu sendiri, ternyata disisi lain bukan hanya buahnya saja tetapi daun kopi juga bisa disulap menjadi sebuah minuman teh berkelas dan praktis, yakni dibuat dari seduhan daun kopi yang sudah disangrai. Kemudian salah satu hasil riset di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ternyata ekstrak daun kopi bisa menjadi bahan dasar pengembangan batik berbasis zat warna alam, dan hal tersebut memiliki prospek yang mampu menunjang pariwisata di daerah tersebut.
2. Pemanfaatan Akar Pohon Kopi
Pohon kopi yang ditanam pada tanah dengan struktur yang gembur dan tekstur liat berpasir memiliki akar yang bercabang-cabang, sehingga menjadikan akar tersebut berkarakteristik seperti miniatur pohon, bunga serta menyerupai bonsai yang dapat juga diolah menjadi benda-benda seni yang indah, seperti hiasan pohon dan bunga yang unik bentuknya.
3. Pemanfaatan Batang Kopi
Selama ini kebanyakan masyarakat kita memanfaatkan batang kopi sebagai kayu bakar. Padahal ada nilai jual tinggi yang dimiliki oleh batang kopi itu sendiri. Dimana batang kopi dapat dijadikan sebuah meubel perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dipan, dudukan lampu, pigura, dan asbak yang unik.

Dalam mengembangkan suatu industri, sudah pasti bahan baku menjadi salah satu faktor pendukung berlangsungnya sebuah industri, disamping tersedianya modal, tenaga kerja, tempat pemasaran hasil industri, tersedianya sarana dan prasarana transportasi dan lokasi yang baik. Namun seiring berjalannya waktu, banyak sekali industri-industri yang berdiri sekarang ini tanpa memerhatikan lingkungan bila dilakukan dengan kurang bijaksana. Banyak sekali limbah yang dihasilkan yang dapat mencemari air, tanah dan udara. Selain itu dalam proses produksinya memerlukan bahan baku yang berasal dari alam yang apabila tidak menggunakannya dengan bijak akan menimbulkan kerusakan lingkungan.
Begitu juga halnya dengan industri kreatif seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Dimana pengembangannya diharapkan mampu menjaga kelestarian lingkungan, terutama pada perkebunan kopi sebagai bahan dasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu tanaman kopi adalah dengan melakukan peremajaan. Peremajaan terhadap tanaman kopi dilakukan terhadap tanaman yang sudah tua yaitu yang sudah berumur diatas 15 tahun. Pada umur tersebut tanaman kopi memasuki masa yang sudah tidak produktif lagi.
Selama ini kayu kopi hasil peremajaan lebih banyak dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tetapi di tangan-tangan yang penuh kreatif kayu kopi yang kelihatannya kurang berharga tersebut mampu diolah menjadi barang-barang yang bernilai ekonomi tinggi seperti meubel dan kerajinan lainnya. Patut dihargai kreativitas para pengrajin dalam menciptakan produk baru serta lapangan kerja baru, yang berarti turut mengurangi pengangguran serta turut menggerakkan ekonomi sektor informal.
Untuk itu diperlukan peran aktif Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini Dinas Perindustrian dalam memberikan bimbingan ilmu pengetahuan dan pelatihan, serta bantuan peralatan agar produk yang dihasilkan dapat lebih bermutu dan beragam desain. Begitupun seharusnya Pemda ikut membantu mempromosikan produk tersebut pada berbagai ajang pameran di dalam maupun di luar negeri. Karena dalam era pasar bebas seperti sekarang ini kreativitas dan inovasi merupakan senjata utama dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin mengglobal. (SA)
*Sarjana Pendidikan asal Kemili, Kec. Bebesen Kab. Aceh Tengah, kini berada di Sampangan, Kec. Gajah Mungkur, Semarang.