Takengon – LintasGAYO.co : Usaha budidaya terintegrasi beberapa jenis komoditas, ternyata sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Aceh Tengah. Salah satu contoh pengembangan budidaya terintegrasi tersebut adalah budidaya tanaman apel dengan ternak besar, seperti sapi atau kerbau.
Keberadaan beberapa komoditas yang diintegrasikan dalam satu kawasan budidaya, akan memberikan dampak penghasilan yang berlipat ganda, karena adanya saling dukung atau simbiosis mutualisme.
Contoh usaha budidaya terintegrasi diatas, dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut, untuk tumbuh subur dan berproduktivitas tinggi, tanaman apel membutuhkan pupuk kandang. Dengan adanya ternak yang dibudidayakan sendiri oleh petani, biaya untuk pengadaan pupuk kandang dapat diminimalisir, karena tersedianya kotoran ternak yang dibuat untuk pupuk kandang. Sehingga tentunya akan diperoleh keuntungan yang lebih banyak.
Budidaya tanaman apel yang telah dikembangkan di Kabupaten Aceh Tengah, tepatnya di Kampung Despot Kecamatan Linge, akan mendapat bantuan pengembangan sarana budidaya ternak besar untuk mendukung pengembangan budidaya tanaman apel.
Ketua Tim Teknis pemilihan penerima manfaat dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah, Wahyu Rinal, S.Pt mengatakan peninjauan final terhadap penerima manfaat bantuan pemerintah yang bersumber dari dana APBN, melalui Satuan Kerja APBN Kabupaten Aceh Tengah pada kegiatan pengadaan kebun rumput, menetapkan Kampung Despot Kecamatan Linge sebagai penerima manfaat.

Adapun fasilitas yang akan dibantu adalah biaya penanaman sebanyak 250.000 stek rumput untuk lahan seluas 2,5 hektar, pemagaran areal penanaman, kenderaan pengangkut roda tiga, gudang pakan dan mesin pencacah rumput.
Adapun kelompok yang akan menjadi penerima manfaat adalah Kelompok Tani Sari Buah yang didirikan dan diketuai oleh Siswanto yang merupakan tokoh pelopor budidaya tanaman apel di Kabupaten Aceh Tengah.
Kelompok yang diketuai oleh Siswanto ini, beranggotakan sebanyak 19 orang. Kelompok ini mengelola lahan seluas 14 hektar, delapan hektar diantaranya belum sepenuhnya digarap secara maksimal.
Siswanto sempat menyatakan rasa syukurnya setelah menerima kedatangan Tim Teknis di kediamannya, karena program ini sangat membantu pengembangan usaha budidaya tanaman apel yang sedang dia lakoni itu. Sebelumnya pada tahun 2013 kelompok pimpinan pria asal Malang Jawa Timur ini pernah mendapat bantuan dua ekor sapi perah dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Aceh Tengah, serta dua ekor sapi jantan hasil IB (Inseminasi Buatan) dari Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.
Ketua kelompok Tani Sari Buah ini mengatakan akan terus berupaya menambah sendiri jumlah sapi miliknya secara bertahap, terutama jenis sapi perah dan jenis limosine.
Kepada kelompok Tani Sari Buah, Tim Teknis Satker Kabupaten Aceh Tengah melalui Wahyu Rinal, S.Pt menekankan pentingnya rasa tanggung jawab sesama anggota kelompok dalam menunjang keberhasilan kegiatan penanaman kebun rumput ini, sehingga dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar, khususnya di Kecamatan Linge dan Atu Lintang.
Selanjutnya terhadap kegiatan ini, akan terus dilaksanakan pemantauan, baik dari kabupaten maupun dari provinsi, demikian Wahyu. (MA).
