Redelong-LintasGayo.co : Bupati Kabupaten Bener Meriah Ruslan Abdul Gani menyampaikan peran wanita dalam suatu Negara menjadi sangat penting, hal tersebut disampaikannya saat menghadiri acara peringatan Hari Kartini ke-136 di aula Setdakab Bener Meriah, Selasa (21/4/2015).
“Karena perempuan adalah pencetak generasi penerus bangsa sekaligus orang pertama pendidik tunas-tunas bangsa. Karena kita tahu, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melahirkan generasi penerus yang berkualitas dan mandiri,” kata Bupati Ruslan Abdul Gani.
Lanjut dikatakan, dalam memperingati hari kartini, yang diharapkan tentu saja semangat kartini sebagai perintis kesetaraan gender, harus tetap ada dalam sanubari semua wanita Indonesia. “Tetapi satu hal yang harus kita ingat, bahwa dalam memperjuangkan kesetaraan gender, kaum wanita tetap tidak boleh melupakan kodratnya sebagai wanita. Wanita tetaplah wanita yang harus menomorsatukan keluarga,” ujarnya.
Bupati Ruslan Abdul Gani menambahkan, setiap tanggal 21 April, bangsa kita selalu mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini, yang menjadi salah satu tokoh yang dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita, gerakan emansipasi yang dipelopori oleh Kartini, telah berjasa besar dalam mengantarkan kaum wanita Indonesia untuk dapat berdiri sejajar dengan kaum laki-laki, baik di dalam pendidikan, karier, maupun jabatan.
Kartini dengan segala perjuangan dan cita-citanya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari keterbelakangan di masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya untuk melepaskan diri dari belenggu diskriminasi.
“Perjuangan beliau memang belum berakhir, karena itu di era globalisasi ini, marilah kita teruskan perjuangan RA Kartini dengan terus mengabdikan diri kepada bangsa, masyarakat, dan tanah air,” ajak Bupati Bener Meriah tersebut.
“Jika kita menengok sejarah masa lalu, sejarah kepemimpinan wanita sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit, dimana Ratu Tribuana Tunggadewi pernah memerintah kerajaan Majapahit. Pada zaman penjajahan dulu, ada Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia dari Aceh, Datu Beru, Inen Mayak Teri dari Gayo yang dengan gagah berani memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, ada juga Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah, Christina Martha Tiahau dari Maluku serta banyak lagi tokoh wanita lainnya, sedangkan pada zaman Rasulullah SAW ada Siti Khadijah, Aisyah dan Fatimah Azzahra,” demikian Ruslan Abdul Gani menimpali.
(Rahman | DM)