
Catatan : Munawardi*
Simpil, nama sejenis binatang yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Berang-Berang (Lutra sumatrana).
Simpil dikenal sebagai hewan pemangsa ikan, oleh karenanya para pembudidaya ikan, khususnya di Gayo menganggap Simpil sebagai musuh utama dari sekian banyak hama di perkolaman, apalagi pada kolam yang dekat dengan hutan atau semak belukar, maka ganguan simpil merupakan hama utama bagi pembudidaya ikan di kolam.
Ada hal unik pada tingkah laku simpil selaku hewan pemangsa ikan ini, yakni ketika kelompok hewan pemangsa ikan ini melakukan perburuan mangsa ikan dengan cara berkelompok atau tim.
Seluruh anggota kelompok akan bekerja bersusah payah menangkap mangsa ikan. Namun seekor Simpil yang berperan sebagai pemimpin kelompok, tidak turut serta melakukan perburuan ikan tersebut melainkan menunggu di satu tempat dimana anggota kelompoknya mengumpulkan hasil buruan.
Saat perburuan itu usai dan hasil buruan sudah terkumpul semua, pimpinan kelompok ini tampil terlebih dahulu menikmati seluruh hasil buruan, sementara anggota kelompok yang lain hanya memperhatikan dan menunggu pimpinan kelompok itu kenyang dan berharap ada sisa makanan dari hasil buruan yang telah terlebih dahulu dinikmati sang pimpinan kelompoknya.
Tingkah laku simpil yang tidak adil inilah maka orang Gayo memakai istilah “Bagi Simpil” pada setiap kelakuan orang-orang, khususnya yang berperan sebagai pimpinan yang memiliki watak licik, tidak berlaku adil atas hasil usaha bersama anggotanya, sementara peran pimpinan yang diharapkan memimpin kegiatan atau usaha tidak dijalankan sebagaimana harapan anggotanya.
Iyah, lagu bagi simpil carae ge?, begitu nada protes yang kerap diucapkan Urang Gayo untuk perilaku seperti Simpil ini dalam aktivitas sehari-hari. []
*) Wartawan LintasGayo.co