
Kutacane-LintasGayo.co : Maraknya Pungutan Liar (pungli) selama ini di wilayah perbatasan Aceh Tenggara-Sumut, tepatnya Kabupaten Tanah Karo memicu kekesalan puluhan supir truk pengangkut hasil bumi dan lainnya antar provinsi di Kutacane Aceh Tenggara. Para sopir itu melakukan protes ke kantor Bupati Aceh Tenggara di Kutacane, Senin pagi 26 Januari 2015.
Pungli itu yang dilakukan oleh oknum tak bertanggungjawab di kawasan jalan dan jembatan yang rusak, Desa Sumba Ikan, Kecamatan Mardinding, Kabupaten Tanah Karo dinilai sangat memberatkan para awak truk.
Kedatangan para supir dan awak truk itu disambut langsung oleh Bupati Aceh Tenggara Hasanuddin B didampingi Kapolres Agara, AKBP Eko Wahyudi SiK dan sejumlah perwira serta anggota polisi lainnya.
Salah seorang awak truk angkutan barang, Sayuti kepada LintasGayo.co mengatakan sangat kecewa dengan kutipan liar yang dilakukan oknum-oknum tertentu tersebut. Dia mengungkapkan, aksi itu dilakukan secara terang-terangan, bahkan antrean panjang kenderaan kerap terjadi seolah-olah seperti razia polisi, padahal mereka meminta upeti dari setiap kendaraan yang melintas.
Sayuti mewakili teman-temannya mengatakan besaran kutipan yang diambil bervariasi dan khusus truk dikenakan Rp 40.000.- hingga Rp. 50.000,-. Sayuti berharap, aparat kepolisian segera menertibkan pungutan liar itu karena sudah sangat meresahkan dan memberatkan masyarakat, khususnya awak truk.
Bupati Agara Hasanuddin B yang langsung menjumpai awak truk tersebut mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tenggara akan meminta kabupaten tetangga, Tanah Karo, Sumatera Utaraa (Sumut) untuk memberantas pungutan liar (pungli) di lintasan jalan nasional yang telah rusak parah tersebut.
Aksi itu diduga Bupati dilakukan oleh para pemuda Tanah Karo terjadi di Sumba Ikan, Kecamatan Mardinding dan lokasi lainnya terhadap kendaraan asal Agara, baik mobil pribadi, angkutan umum maupun truk. Bahkan Bupati Agara menambahkan ini Pungli sudah menjadi kebiasaan pemuda di daerah tersebut.
“Saya selaku Bupati akan menyorot tajam aksi pungli di jalanan nasional yang berada di kawasan Tanah Karo. Saya minta pungli yang dilakukan oknum-oknum terhadap mobil di lintasan Tanah Karo dihentikan,” tegas sambil menyatakan akan melaporkan aksi itu kepada pihak terkait, sehingga dapat diproses secara hukum.
Dia menilai pungli yang dilakukan selama ini terhadap mobil pribadi dan angkutan dari Medan menuju Agara atau sebaliknya sangat meresahkan rakyat Agara dan Gayo Lues yang kerap melintasi jalan tersebut.
Pak Sanu, panggilan akrab bupati ini mengaku sudah pernah memanggil warga dan kepala desa asal Tanah Karo agar segera menghentikan pungli terhadap pengguna jalan.
“Kalau mereka tidak menghentikan, maka saya akan laporkan ke Polres Tanah Karo, bahkan Kapoldasu agar pelaku pungli ditangkap,” ujarnya bernada ancaman.
Usai memberikan penjelasan kepada para supir truk itu, rombongan Bupati Agara, Kapolres Agara serta para Anggota DPRK langsung menju lokasi yang menjadi pungli yang dilakukan oleh oknum tersebut serta diikuti olah puluhan truk yang akan menuju ke Medan Sumatra Utara.
Belum diperoleh informasi bagaimana perjalanan Bupati Hasanuddin dan rombongan berlangsung. (Jubel | Kh)