Abu Bakar Karim; Bappeda hanya menganggarkan tidak terlibat teknis

oleh

Laporan Win Wan Nur

Prof. Abu Bakar Karim. (LGco_Dian)
Prof. Abu Bakar Karim. (LGco_Dian)

Sebuah informasi menarik terungkap saat  lintasgayo.co  melakukan wawancara eksklusif dengan Kepala Bappeda Aceh Prof.Dr.Ir Abu Bakar Karim di Selasa 2 Desember 2014,  di Hotel Bayu Hill Takengen. Terkait buruknya akses jalan dari Pining ke Lokop yang seharusnya bisa mempersatukan Gayo.

Menurut putra Gayo Lues ini. Meskipun Bappeda adalah pihak yang menganggarkan dana untuk pengerjaan jalan Blangkejeren – Pining – Lokop. Tapi pihak Bappeda sama sekali tidak terlibat dalam hal teknis perencanaan. Sebab, urusan teknis perencanaan sepenuhnya merupakan urusan Dinas Pekerjaan Umum (PU).

Karena tidak terlibat dalam urusan teknis seperti ini, Abu Bakar Karim, tidak dapat memberikan jawaban saat LintasGayo.co menanyakan. Kenapa, dengan dana sebesar itu pengerjaan tidak diprioritaskan pada pembangunan jembatan. Sehingga lintasan tersebut bisa dilewati baik musim kemarau maupun musim penghujan.

Berdasarkan pengamatan LintasGayo.co ketika melintasi jalur ini. Memang benar ada pengerjaan proyek jalan ini. Tapi, pengerjaan lebih mengutamakan pada pekerjaan pelebaran jalur jalan. Dan ini agak aneh ketika pekerjaan seperti ini dilakukan pada musim penghujan. Sebab, apa yang sudah dikerjakan beresiko akan longsor dan pekerjaan diulang kembali.

Seorang sumber LintasGayo.co yang tidak bersedia disebutkan namanya yang terbiasa mengerjakan proyek pemerintah seperti ini menceritakan bahwa ada beberapa kontraktor nakal yang memang sengaja mengerjakan pekerjaan jalan di musim penghujan. Sehingga meskipun pekerjaannya amburadul tapi bisa pembayaran bisa diklaim penuh, dengan alasan “ Force Majeur “.

Sumber LintasGayo.co ini tidak berani menuduh apalagi memastikan bahwa hal itulah yang terjadi terkait dengan buruknya pengambilan skala prioritas dalam pengerjaan jalan tembus Blangkejeren – Pining – Lokop.

Pemilihan skala prioritas yang tidak wajar ini telah membuat urang Gayo di Lokop Serbejadi yang berada dalam satu entitas budaya yang sama dengan urang Gayo Lues, tidak leluasa berinteraksi di kala musim penghujan seperti ini. Baik itu interaksi sosial, budaya maupun ekonomi.[]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.