Iwan Tan Miko begitulah nama lengkapnya, terlahir dari keluarga sederhana, tak menjadikannya memendam berbagai keingintahuan terhadap banyak hal positif mengisi waktu di luar jadwal sekolah. Iwan yang pemalu ini layak jadi suri tauladan bagi kalangan remaja dengan segudang ambisi yang diraihnya satu persatu.
Dia remaja yang multi talenta, sebagai atlet yang cukup diperhitungkan untuk berbagai macam cabang olahraga. Anak ke-3 dari 4 bersaudara dari pasangan ayah bernama Imran seorang pegawai honorer di Pemerintahan Kabupaten Aceh Tengah dan ibu bernama Hadijah ibu rumah tangga, lahir di Tan Saril-Aceh Tengah, 18 tahun silam.
Sejumlah cabang olahraga dipelajarinya dengan tekun, ulet dan disiplin dibawah binaan para pelatihnya. Dia merupakan atlet balap sepeda Aceh Tengah dibawah binaan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Aceh Tengah, berbagai kejuaraan diikuti baik lokal maupun non lokal.
Tahun 2011 lalu, dia mengikuti Kejuaraan Nasional Mountain Bike (MTB) di Sabang dan berhasil meraih juara 2 pada kelas Xcross Country (XC), kemahirannya diatas sepeda serta kekuatan mengayuh pedal menjadikannya salah satu atlet sepeda andalan di Aceh Tengah. Tak berhenti disitu, Iwan yang dikenal rajin beribadah ini juga menjadi salah satu wakil Aceh Tengah pada kejuaraan Open di Takengon tahun 2012 lalu, dan kejuaraan di Banda Aceh pada tahun 2013 lalu, saat itu dia turun di dua nomor bergensi Xcross Country (XC) dan Down Hill (DH), dia pun sukses menjadi juara 2 pada kedua nomor perlombaan itu.
Multi talent, karena Iwan Tan Miko juga dikenal sebagai peselam muda yang dimiliki Gayo saat ini, mulai berlatih olahraga selam sejak tahun 2010 lalu dibawah binaan Gayo Diving Club (GDC). Saat ini dia 1 dari 8 orang yang sudah memiliki lisensi menyelam. Dia pun tercatat sebagai peselam termuda yang berani menaklukkan Danau Lut Tawar yang konon di huni “Lembide”. Dia bersama 5 orang rekannya termasuk 2 orang putri berhasil berenang sejauh 17 kilometer dari Pante Menye Bintang ke Ujung Baro Kecamatan Lut Tawar, Kamis 15 Mei 2014.
Sebagai salah seorang atlet andalan olahraga Selam dibawah binaan Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh Tengah yang diharapkan meraih medali emas pada Pekan Olahraga Aceh (PORA) di Aceh Timur pada Juni 2014 mendatang. Dia memilih olahraga ini karena kemungkinan olahraga balap sepeda tidak dipertandingkan pada PORA mendatang.
Tak hanya kedua olahraga itu yang dia geluti, melainkan ada olahraga lain yang dia kuasai, olahraga air lainnya yakni renang dan arung jeram (rafting) pun dia kuasai dengan baik, terlebih setelah mengikuti pelatihan tahun 2013 lalu yang di gagas Peusangan Rafting Club (PRC) yang berada dibawah naungan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kabupaten Aceh Tengah. Tentunya hal tersebut berkat latihan tekun dan dia lakukan selama ini.
Sayangnya, Arung Jeram belum bisa eksis, perahu karet yang selama ini disewa dari salah satu hotel di Takengon sudah tidak ada lagi, sementara PRC dan FAJI yang baru terbentuk belum memiliki asset perahu karet.
Relawan evakuator korban tenggelam dan pecinta lingkungan
Selain berlatih bersama atlet-atlet lainnya, Iwan Tan Miko juga turut andil dalam misi-misi kemanusiaan. Dia pernah diminta tim pelatihnya menjadi salah seorang penyelam dalam beberapa kali mengevakuasi korban tenggelam di Danau Lut Tawar.
Sebagai seorang yang telah mengantongi lisensi untuk menyelam, Iwan tak ingin menolak tugas tersebut. Ada perasaan takut dia abaikan digantikan dengan rasa bangga karena telah berbuat untuk orang lain yang membutuhkan tenaganya.
“Saat pertama mencari korban meninggal karena tenggelam, ada perasaan takut namun kemudian bangga bisa menolong orang lain, evakuasi berlangsung lancar, korban dapat ditemukan, dan saya pernah berhadapan langsung dengan korban yang membuat saya tak bisa tidur dua malam, namun hal tersebut menjadikan keberanian kepada diri saya untuk terus bisa membantu orang lain,” kata Iwan Tan Miko, Kamis (01/05/2014).
Selain itu, dia kerap turut dalam misi lingkungan. Dia resah dengan tercemarnya danau kebanggaan urang Gayo, tahun 2013 lalu, GDC menyelami dasar danau Lut Tawar (DLT), tujuan mereka adalah pemungutan sampah di dasar perairan yang ternyata sangat banyak itu. Selain itu kerap melakukan pemungutan sampah bersama-sama dengan anggota komunitas sepeda Central Aceh Bicycle Communiity (CABC) di beberapa tempat diseputar danau.
Menguasai berbagai cabang olahraga tak menjadikan Iwan Tan Miko lupa kepada sang pencipta, siswa SMKN 2 Takengon ini dikenal sebagai anak yang taat beribadah. Hal tersebut diutarakan oleh Munawardi seorang pelatih selam dari GDC dan POSSI Aceh Tengah.
“Dia taat beribadah, setiap latihan dia membawa kain sarung, bila waktu shalat tiba dia menunaikan kewajibannya dengan shalat 5 waktu, kesehariannya bergaul dengan masyarakat, beribabadah tetap dijalankannya, dia sering menjadi mu’adzin pada saat shalat shubuh di masjid,” terang Munawardi.
Semoga saja apa yang telah dilakukan Iwan Tan Miko bisa jadi suri tauladan bagi anak-anak muda dataran tinggi Gayo. Dan mari doakan dia agar menuai sukses diajang PORA Aceh Timur 2014 ini sehingga mengharumkan nama Kabupaten Aceh Tengah. (Darmawan Masri | Kha)
Tulisan ini sudah pernah diterbitkan rubrik Beru Bujang tabloid dwi mingguan LintasGAYO.co edisi 8 tanggal 7 Mei 2014, isi tulisan sudah diperbaharui.