Warga Jamat Pasarkan Madu Asli di Arena TTG

oleh
Samin menunjukkan madu lebah asli yang diperolehnya dari hutan Taman Buru Linge Isak (Foto: Slg)
Samin menunjukkan madu lebah asli yang diperolehnya dari hutan Taman Buru Linge Isak (Foto: Slg)
Samin menunjukkan madu lebah asli yang diperolehnya dari hutan Taman Buru Linge Isak (Foto: Slg)

Takengon-Lintas Gayo: Taman Buru Linge Isak di Kabupaten Aceh Tengah yang luasnya mencapai 19,77% dari luas wilayah daerah itu menyediakan banyak potensi ekonomi bagi warga yang tinggal disana. Salah satu potensi ekonomi yang telah berhasil membuka lapangan usaha bagi warga di daerah terpencil, Jamat Kecamatan Linge, adalah madu lebah alam.

Samin (40), salah seorang pawang lebah asal Kampung Jamat Kecamatan Linge membuktikan bahwa kelestarian hutan telah memberi keuntungan bagi mereka. Hutan yang lestari itu menyediakan tempat bersarang bagi lebah-lebah secara alami. Dari sarang lebah itu, Samin memanen madu asli yang kemudian dipasarkan sampai ke luar daerah.

Saat ditemui Lintas Gayo di Lapangan Musara Alun Takengon tempat berlangsungnya Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Se-Aceh, Rabu (26/6), Samin memperlihatkan madu asli alami dari hutan disekitar Jamat. Madu itu bukan hasil ternakan, tetapi langsung diambil dari sarang-sarang lebah yang berada di kawasan hutan Taman Buru Linge Isak. “Khasiatnya luar biasa, bisa jadi obat,” kata Samin.

Ditanya tentang harga madu asli yang telah dibotolkan itu, Samin hanya tersenyum. Kalau berminat, kata Samin, dia akan memberi harga istimewa untuk para pengunjung stand pameran mereka di arena gelar TTG itu. “Sebenarnya, kami hanya ingin menunjukkan kepada publik bahwa kedepan Kampung Jamat akan menjadi produsen madu alam yang 100% asli,” katanya dalam bahasa Gayo.

Keberanian Samin dan beberapa warga Jamat memasarkan madu asli, keranjang rotan, dan aneka anyaman tikar karena didukung oleh Konsorsium PT KEL dan TFCA-Sumatera yang sedang mengelola Kawasan Taman Buru Linge Isak. Produk itu merupakan hasil binaan konsorsium itu sejak tahun 2011 lalu sampai sekarang.

“Dalam waktu dekat, mereka akan kita ajak studi banding tentang pembuatan anyaman rotan dan bambu, supaya anyaman mereka makin rapi,” ungkap Cut Maila, salah seorang pengurus Yayasan Lebah yang menjadi anggota konsorsium itu. (Slg)

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.