Aksara Gayo, Aksara Tertua di Dunia?

oleh

“Aksara ini milik Gayo!”.

Kalimat yang diungkapkan Dr. Joni MN, ahli linguistik dari Gayo ini seketika melahirkan gemuruh tepuk tangan dari semua peserta yang hadir dalam seminar dengan tajuk Tulisen Rasi Gayo pada hari Selasa, 24/10/2017 di Gedung Pendari Takengon, Aceh Tengah.

Sebagai mahasiswa bidang bahasa, saya sangat mengapresiasi dan antusias mengikuti seminar ini. Hal ini bermula ketika saya menerima sebuah buku bentuk fotokopi-an dari salah seorang siswa sekitar dua tahun yang lalu, dalam buku tersebut ada sebuah tulisan yang disebutkan sebagai aksara Gayo dengan bentuk tulisan huruf Tinyo.Melalui seminar ini, tentu saya berharap menjadi angin segar semoga menemukan titik terang tentang keberadaan aksara Gayo.

Seminar yang dipandu oleh penyair sekaligus budayawan Salman Yoga S ini menghadirkan Bentara Linge, seorang pengkaji aksara Gayo sejak tahun 1982.

Berawal dari sebuah buku yang diterimanya dari sang kakek, Bentara Linge menemukan bentuk tulisan yang tidak dikenal dan diduga sebagai aksara Gayo pada bagian catatan kaki dalam buku tersebut.

Kemudian pada bulan Februari 2017 dengan kajian Filologi, Dr. Joni MN pun mencoba melakukan penelitian terkait tulisan tersebut selama delapan bulan, sebagai upaya mengetahui sejauh mana eksistensi huruf Gayo itu difungsikan.

“Aksara Gayo memiliki kemiripan dengan aksara tertua di dunia.”

Kalimat penguat lainnya dari Dr. Joni MN yang membuat hati semakin berdecak kagum. Setelah dipastikan bahwa aksara Gayo menjadi aksara tertua di wilayah Sumatera yang kemudian disusul aksara Batak dan aksara Kerinci, menurut hasil amatan lainnya yang beliau lakukan, tarikan pada aksara Gayo memiliki kemiripan dengan aksara Suryani, yakni aksara yang sudah ada sekitar abad ke-2 SM.

Huruf Suryani (Ist)

 

Rasa ingin tahu berlanjut. Contoh aksara Gayo yang ada dalam makalah mengingatkan saya dengan ilmu stenografi sebagai bidang ilmu yang ama (ayah) cukup kuasai. Dengan memiliki latar pendidikan ilmu stenografi selama sembilan tahun dan berprofesi sebagai guru stenografi selama dua puluh tahun (1983- 2003) di sebuah sekolah kejuruan di Kota Takengon, saya pikir sedikitnya bisa menambah pemahaman saya tentang aksara Gayo.

Stenografi berasal dari bahasa Yunani yaitu stenos berarti singkatan atau pendek dan graphein berarti tulisan.

Usai seminar, saya pun menunjukkan makalah tersebut pada ama. Seketika beliau langsung berseru bahwa aksara Gayo bagian dari tulisan yang berkembang pada zaman Yunani Kuno, bahkan diperkuat dengan adanya kesamaan penulisan beberapa huruf antara aksara Gayo dengan huruf dalam stenografi yang berkembang mulai beberapa abad sebelum masehi.

Aksara Gayo (Sumber : makalah Bentara)

Begitu banyak fakta sejarah Gayo yang masih tersembunyi. Jika ditarik benang merah antara aksara Gayo dan penemuan situs Ceruk Mendale, sesuai hasil penelitian Dr. Ketut Wiradnyana selaku ketua tim peneliti Ceruk Mendale dan Ujung Karang, peradaban Gayo sudah ada sejak 8800 tahun yang lalu atau sekitar 7000-an SM. Maka semakin kuatlah asumsi bahwa aksara Gayo menjadi salah satu aksara tertua, namun apakah juga salah satu di dunia?.

[Zuliana Ibrahim]

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.