Redelong-LintasGayo.co: Bertujuan untuk perkuat posisi panwaslih, Aceh Institut bekerja sama dengan Redelong Institue akan mengadakan kegiatan metting dengan multi stakeholder dengan Thema, “penguatan peran pengawasan Pilkada Aceh 2017” pada hari Jum’at, 30 Desember 2016, di Cafe Karang Taruna, samping pendopo Bupati Bener Meriah.
“Secara umum, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat posisi panwaslih sebagai stakeholder outreach menuju Pilkada 2017 yang berkualitas, dan secara khusus untuk menyediakan ruang sosialisasi tugas dan wewenang panwaslih sebagai strategi meminimalisir potensi konflik administratif dan konflik kekerasan,” Kata Fajran Zain kepada LintasGayo.co.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menemukan beberapa ide alternatif dan kreativitas dalam menghadapi jenis-jenis kekerasan yang terkait dengan pilkada 2017.
Kegiatan ini penting dilakukan mengingat Pilkada Aceh 2017 merupakan Pilkada ke-3 pasca Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki, setelah pada periode sebelumnya dilaksanakan pada 2006 dan 2012, dan sebelumnya marak terjadi kekerasan oleh para pendukung kandidat, dan juga konflik regulasi serta kecurangan lainya seperti money politik.
“Merujuk kepada Pemilukada 2012 ditemukan bahwa proses pelaksanaan Pilkada di Aceh dipenuhi dengan kekerasan oleh para pendukung kandidat, polemik aturan regulasi pelaksanaan Pilkada, money politik juga konflik administrasi,” terangnya.
Dilanjutkanya, guna mencapai pilkada 2017 yang damai dan berkualitas, maka setiap tahapan dan proses pilkada harus sebisa mungkin meminimalisir potensi kekerasan yang ada, termasuk juga memperkecil ruang pelanggaran yang juga berpeluang dilakukan oleh para kandidat.
“Dalam konteks ini maka optimalisasi peran dan fungsi lembaga Pengawas Pemilu, Panwaslih sangat penting.” demikian Fajran.
(Feri Yanto)
