Pintu Terbuka Lebar, Ngapain ke Gayo?

oleh

Catatan Feri Yanto*

Bandara Rembele. (LGco_Khalis)
Bandara Rembele. (LGco_Khalis)

Dataran tinggi Gayo kini semakin mudah untuk di akses, siapa saja dari penjuru negri dan bahkan dunia ini bisa dengan mudah mengunjungi serpihan tanah syurga ini, hal ini disebabkan semakin berkembangnya Bandar udara Rembele pasca di resmikan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo pada 2 maret 2016 yang lalu, dan sudah ditanda tangani ijin penerbangan Wing Air oleh mentri perhubungan beberapa waktu lalu dan akan beroprasi mulai Jum’at 19 Agustus 2016 yang akan datang, dengan rute penerbangan Kualanamu-Rembele, bukan lagi sebagai penerbangan printis melainkan sebagai penerbangan komersil dan sudah melayani penerbangan setiap harinya, dan hanya menempuh perjalanan udara satu jam saja dari Kualanamu ke Rembele.

Dengan demikian orang-orang yang berada di luar Aceh sudah tidak perlu berfikir panjang untuk berkunjung ke Gayo hanya karena lamanya waktu yang dihabiskan didalam perjalanan hingga belasan jam dari kota Medan, tentu bagi sebagian orang waktu merupakan hal yang sangat berharga sehingga menjadi alasan untuk mengurungkan niatnya berkunjung ke syurganya kopi ini.

Jalan KKA Kamp (Kem) kampung terakhir Bener Meriah sebelum perbatasan Aceh Utara. (LGco_Khalis)
Jalan KKA Kamp (Kem) kampung terakhir Bener Meriah sebelum perbatasan Aceh Utara. (LGco_Khalis)

Selain bandara Rembele yang mengakomodir akses kunjungan masyarakat luar Aceh, juga akses dari masyarakat Aceh sendiri juga semakin hari semakin mudah, seperti dibukanya dan juga akan segera selesai jalan Eks KKA yang menghubungkan Bener Meriah dengan Aceh Utara, sehingga memudahkan masyarakat yang ada di Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Langsa dan daerah sekitarnya untuk mengunjungi kedua kabupaten berhawa sejuk ini, selain itu juga pembangunan Jalan Nasional dari Aceh Tengah menuju Gayo Lues, dan pengembangan jalan Aceh Barat – Aceh Tengah, yang memudahkan masyarakat Aceh wilayah Barat-Selatan untuk berkunjung menikmati panorama yang disajikan alam di dataran tinggi Gayo ini.

Bule di kebun kopi Gayo. (Foto : Muhammad Syukri)
Bule di kebun kopi Gayo. (Foto : Muhammad Syukri)

Dengan demikian ngapain orang datang ke Gayo? apakah masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah sudah menyiapkan hal-hal yang membuat orang dari berbagai penjuru dunia, dan pelosok negri ini serta seluruh tetangga kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah akan menjadikan pilihan yang tepat untuk dikunjungi selain hanya tujuan berbisnis kopi yang diketahui memang  kopi merupakan komuditi andalan di dua kabupaten ini, sehingga selain karena kopi tersebut,  orang dengan suka rela menghantarkan uangnya untuk dibelanjakan di dataran tinggi Gayo ini?.

Dimulai dengan situs-situs wisata yang akan dikunjungi, baik itu wisata alam, wisata sejarah, mapun budaya, meskipun secara alami Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan kabupaten yang menyajikan panorama alam yang indah. namun, apabila tidak terkelola dengan baik tetap saja tidak menarik untuk di kunjungi, dalam kata lain kedua daerah ini harus mampu menyajikan dan memenuhi kebutuhan serta memberikan pelayanan publik dan menjadi tugas pemerintah daerah dalam hal ini dinas kepariwisataan dalam penyusunan standar pelayanan publik, sebagaimana diatur dalam UU No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik.

Biasakan-Kita-Bisa-Bule-UkrUntuk itu, semua pihak sangat berperan penting, kiranya perlu sebuah gerakan untuk membangun kesadaran secara kolektif dalam melakukan upaya-upaya penataan kawasan wisata baik wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya maupun wisata religi dan pembangunan ekonomi kreatif, dan dalam hal ini pemuda memiliki posisi yang sangat penting untuk menjadi penggerak didalam masyarakat, hanya saja apakah pemuda di dua kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah ini mampu atau tidak untuk memposisikan dirinya ditengah masyarakat untuk menjadi penggerak pembangunan pariwisata.

Pemerintah daerah di kedua kabupaten ini juga sudah seharusya menjadikan sektor pariwisata menjadi prioritas untuk diperhatikan, bukan hanya sebatas selogan saja, namun dimulai dari perencanaan, dan support anggaran untuk sector ini, sebab sektor pariwisata bukanlah hal yang patut disepelekan dan dipandang sebelah mata lagi, karena sektor ini cukup potensial dalam menggenjot PAD apalagi di dataran tinggi Gayo ini, selain komuditi kopinya, juga memiliki  danau yang didukung panorama alam yang eksotis, kaya dalam budaya, dan juga sejarahnya, dan bahkan Gayo sangat potensial dijadikan sebagai tujuan dari budaya religi.

Oleh karena itu kiranya semua pihak untuk bisa membuka mata dan mulai sadar untuk mendorong dan membangun sector pariwisata di dataran tinggi Gayo ini, terutama sekali kaum muda, untuk terus mengembangkan potensinya dalam mengelola sumberdaya yang ada.[]

*Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.