Masna Manurung, Penyuluh Pertanian Multitalenta Dari Tanoh Gayo

oleh

Catatan : Fathan Muhammad Taufiq *)

Masna ManurungDataran Tinggi Gayo yang merupakan daerah dataran tinggi berhawa sejuk itu tidak hanya kaya dengan sumberdaya alam dan keindahan panorama alamnya, beragai komoditi pertanian dan perkebunan seperti Kopi, Kentang, Kol, Cabe, Tomat, Wortel, Jeruk, Alpukat, Nenas dan sebagainya hidup subur di daerah ini, begitu juga aneka bahan tambang seperti emas, batu giok dan lain-lainnya juga menjadi kekayaan alam Tanoh Gayo, selain itu sumberdaya hutan berupa kayu, getah dan rotan juga mesih melimpah di daerah ini.

Bukan itu saja, potensi pertanian yang luar biasa di dataran tinggi Gayo, juga telah melahirkan sumberdaya manusia berkualitas di bidang pertanian, salah satunya adalah sosok penyuluh pertanian cantik bernama Ir. Masna Manurung, MP. Perempuan cerdas berdarah Batak kelahiran Pematang Siantar, 14 Nopember 1967, merupakan salah seorang penyuluh pertanian yang telah banyak berkiprak untuk memajukan para petani di kabupaten Aceh Tengah. Meski masih bersetatus penyuluh kontrak alias Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THLTBPP), tapi geliat perempuan aktif ini di bidang penyuluhan pertanian tidak kalah dengan rekannya yang sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Memulai kiprahnya sebagai penyuluh pada tahun 2007 yang lalu, sarjana pertanian lulusan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan penyandang title S-2 dari Universitas Barwijaya Malang ini, sama sekali tidak merasa canggung turun di tengah-tengah para petani di wilayah binaanya di kecamatan Bintang. Bukan sekedar memberikan penyuluhan berupa teori saja, tapi Masna, begitu dia akrab dipanggil, tapi dia juga “terjun” langsung ke lapangan bersama para petani yang tergabung dalam kelompok tani maupun kelompok wanita tani binaannya.

Berkat binaannya, kelompok tani wanita Tunes Mude di kampung Mude Nosar, kecamatan Bintang telah berhasil memanfaatkan limbah pertanian yang ada di daerah itu menjadi pupuk bokhasi yang selain bisa dimanfaatkan oleh kelompok tani itu sebagai pupuk untuk tanaman mereka, juga memiliki nilai ekonomis yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, karena sebagian pupuk yang mereka hasilkan dapat mereka jual kepada petani atau kelompok tani lainnya.

Sepagai penyuluh yang memiliki basic pendidikan di bidang pertanian yang “mumpuni”, Masna juga sangat jeli melihat potensi komoditi pertanian yang sesuai dikembangkan di wilayah binaaanya. Tanpa kenal lelah, Masna terus memperkenalkan berbagai varietas bawang merah yang memang cocok untuk di kembangkan di wilayah kecamatan Bintang. Hasilnya, ekarang sudah banyak petani yang tergerak untuk membudidayakan komoditi bawang merah di lahan pertanian mereka, bahkan lahan sawah pun mereka manfaatkan untuk bertanam bawang pada saat bera setelah masa panen padi usai.Terbukti, bawang merah yang merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi itu mampu meningkatkan kesejahteraan para petani dan keluarga mereka.

Merasa bahwa pengetahuan dan skillnya dibutuhkan oleh banyak orang untuk membangun sumberdaya anusia pertanian di Gayo, Masna pun akhirnya bergabung dengan Universitas Gajah Putih, salah satu perguruan tinggi swasta di Takengon yang sudah berdiri sejak tahun 1986 itu. Sikapnya yang luwes dan mudah bersahabat, menjadikan Masna sangat dekat dengan para mahasiswanya, begitu juga dengan rekan-rekan dosen lainnya. Banyak sudah putra putrid Gayo yang telah berhasil meraih gelar kesarjanaan mereka berkat bimbingan bu Dosen cantik ini.

Karena kemampuan intelektualnya yang memang sudah di ragukan lagi, akhirnya Yayasan Gajah Putih sebagai pemilik Universitas Gajah Putih memberikan kepercayaan kepada Masna untuk menduduki jabatan sebagai Pembantu Rektor (Purek) III di perguruan tinggi tersebut setahun yang lalu. Tapi meski jabatan barunya membuat kesibukannya bertambah, Masna tetap mengutamakan tugasnya sebagai seorang penyuluh pertanian, kedekatannya dengan para petani selalu membuatnya “rindu” pada mereka jika dua atau tiga hari Masna tidak bercengkerama dengan mereka sekaligus berbagi ilmu yang dia miliki.

“sepak terjang” Masna Manurung yang begitu aktif di berbagai kegiatan tersebut akhirnya terdengar juga oleh Afini Nasaaruddin, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Tengah. Isteri Bupati Aceh Tengah, Ir. Nasaruddin, MM itu kemudian “merangkul” Masna dalam kepengurusan Tim Penggerak PKK kabupaten penghasil kopi arabika terbaik itu. Tahun pertama bergabung dengan para ibu-ibu PKK, Masna langsung menunjukkan kualitasnya, bualn Mei 2015 yang lalu, Masna yang mewakili Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Tengah langsung menyabet gelar Juara Pertama Lomba Penyuluhan Pertanian yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Aceh. Prestasi luar bisa perempuan yang tidak kenal lelah inipun akhirnya mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Dalam resepsi peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke 70, 17 Agustus 2015 yang lalu, Masna Manurung menjadi salah satu penerima penhragaan dari Bupati Aceh Tengah.

Kesibukan “ekstra” di luar rumah tidak lantas membuat isteri dari Risnaidi, seorang pendididik pada salah satu SMA di kota dingin Takengon ini melupakan kodratnya sebagai perempuan yang juga ibu rumah tangga. Dia selalu meluangkan waktu untuk mengurus rumah tangga dan memberikan perhatian bagi suami dan keempat putra putrinya. Tidak sia-sia, putrid pertamanya belum lama ini telah berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi dari almamaternya Universitas Syiah Kuala banda Aceh. Putri keduanya juga saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester 5 di Universitas Padjadjaran Bandung, sementara dua putranya sedang menempuh pendididikan di SMA dan SMP.

Meski berasal dari luar Gayo, tapi Masna Manurung seakan sudah meninggalkan identitas etnisnya seagai orang Batak, jiwa dan pengabdiannya hanya diperuntukkan bagi Gayo, tanah yang telah memberinya kehidupan bersama keluarganya. Lucunya, sekarang dia malah lebih lancar berkomunikasi dengan bahasa Gayo ketimbang menggunakan bahasa ibunya, dan kearifan local semacam itulah yang yang membuat kehadiran Masna selalu dinanti oleh para petani di Tanoh Gayo.

Itulah sekilas sosok Masna Manurung, seorang penyuluh pertanian multi talenta yang sudah membutuhkan eksistensinya sebagai penyuluh yang penuh dedikasi dan integritas di tempat pengabdiannya. Hanya satu harapan Masna, dia juga kepingin untuk di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, sebuah harapan sederhana yang entah kapan dapat terealisasi, hanya pihak-pihat terkait yang peduli dengan nasibnya sajalah yang menjadi tumpuan harapannya.

*) Kasubbid Pelatihan Bapeluh Aceh Tengah, pemerhati bidang penyuluhan pertanian di Gayo.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.