Di Bengkelang dan Serkil, Adat Budaya Gayo Mulai Hilang

oleh

ArdanKuala Simpang-LintasGayo.co : Walau mayoritas warga Kampung Bengkelang dan Serkil Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang adalah Urang Gayo namun adat dan istiadat Gayo mulai menghilang seiring derasnya globalisasi saat. Demikian dikeluhkan Sekdes Bengkelang, Ardan kepada LintasGayo.co berapa hari yang lalu.

Warga kampung yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Simpang Jernih Kabupaten Aceh Timur ini diungkapkan Ardan berjumlah sekitar 800 jiwa dan 95 persen adalah Urang Gayo.

“Sangat disayangkan kebiasaan, adat istiadat serta seni Gayo mulai ditinggalkan masyarakat. Contohnya tari Bines dan Saman tak ada sama sekali dimainkan di sini sejak beberapa tahun ini,” ungkapnya.

Begitu juga adat perkawinan, lanjut Ardan, jarang memakai budaya Gayo, bahkan sering dimainkan organ tunggal (Keyboard) untuk memeriahkan hajatan.

“Syukurnya, semua masyarakat di sini tetap memakai berbahasa Gayo antar sesamanya,” imbuhnya.

Mewakili Urang Gayo di Bengkelang, Ardan berencana akan menggelar musyawarah dengan perangkat desa serta tokoh untuk kembali menggalakan budaya Gayo.

“Kita berharap dukungan semua masyarakat serta Pemerintah Aceh Tamiang untuk gagasan ini,” ujar Ardan.

Sementara di desa Serkil, tokoh masyarakat setempat, Datok Jais mengatakan bahwa adat Gayo masih kental dilaksanakan oleh masyarakat baik tari Saman,Bines dan adat perkawinan masih digunakan.

Pun begitu, Datok Jais mengaku belum puas karena upaya memberpertahankan adat budaya Gayo belum maksimal.

“Dalam waktu dekat kita juga akan bermusyawarah dengan pihak Pemkab Aceh Tamiang mencari solusi supaya adat Gayo dan kearifan lokal Gayo lainnya bisa diletarikan dalam kehidupan bermasyarakat di desa ini,” demikian dikatakan Datok Jais.(Ismail Baihaqi |Kh)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.