Tiga Puisi LK Ara tentang Laut Tawar

oleh
LK. Ara
Danau Lut Tawar dan Kota Takengon.(LGco - Salman Yoga S)
Danau Lut Tawar dan Kota Takengon.(LGco – Salman Yoga S)

ANGIN LAUT TAWAR (Angin Danau)

Pengembara udara danau
Bisikkan daku resiamu mengatur ombak
Hingga perahu berlayar atas desahmu
Ikan berenangan di bawah lenganmu

Pengembara udara danau
Kisahkan daku peri perkasa tebing-tebing curam
Batu-batu bergantungan sunyi
Cemara menyanyi
Di tepian yang sabar menanti

Sahabat
Kuakkan kabut
Lepas caya sepenuhnya
Menimpa paras pagi tersipu
Agar pondok terkejut bangun
Dan manusia bangkit buru-buru

Nanti bila warna senja bergayutan
O, pengembara gelisah
Rebahlah sekejap
Biar limpur gundah bundaku
Dalam senyap yang labuhkan

LAUT TAWARKU

Di lereng-lereng gunung menujumu
Di atas bus yang menderu
Detak hati kian keras
Kuatir nasibmu
Sore itu

Parasmu diusap senja
Alangkah tenang
Salam sederhana kau ulurkan padaku
Tanpa iringan gelombang
Ataupun pikatan kecipak riak
Pertanda bulan akan mengambang

Dalam sunyi malam
Sebelum fajar
Perahu nelayan lesu
Pulang ke pangkalan
Setelah semalaman derendam dingin
Kulihat baju-baju lusuh
Dan mata diberati kantuk

Jalan yang meliku ke pangkuanmu
Wangi oleh kenangan lama
Kian terasa
Sentuhan riang riak-riakmu
Pada mukaku yang meminati

Jalan menurun ke jangtungmu
Lembut oleh siraman embun
Yang menetes teduh
Tanpa suara
Menjamah langkahku
Satu-satu
Kala kuturun ke tepian
Dengan debaran mesra di hati

SUNGAI PESANGAN

Airmu jernih
Kaca alam yang permai
Kala angin lena
Dalam genangan siang

Dengan kemilau
Caya surya
Kau elus kaki tebing
Yang berkukuh
Dalam tapanya bisu

Kadang arusmu gemuruh
Menempuh batu-batu
Seakan tergesa
Membawa berita
Putri hijau
Berbaju ular
Bakal bangkit
Dari danau

Arusmu pun gitu deras
Gitu tergegas
Hingga tak engah
Ada gadis
Membungkuk di tebing

Termangu mencari
Bayang cintanya hilang
Dalam golak air
Di antara batu-batu

Riakmu kecil-kecil
Putih-putih oleh bulan
Adalah selingan mesra
Dari umbang-ambing peristiwa

 

lk_araLK ARA adalah seniman Gayo yang bertaraf dunia. Beliau Lahir di Takengon, Aceh,  12 November 1937,dan kini kian produktif lantaran nyaris  setiap hari menelurkan puisi. Perjalanan karis LK Ara sangat panjang, puluhan buku sudah dia lahirkan. Dalam karir pekerjaan, LK Ara pernah menjadi redaktur budaya Harian Mimbar Umum (Medan), Pegawai Sekretariat Negara, terakhir bekerja di Balai Puataka hingga pensiun (1963-1985). Bersama K. Usman, Rusman Setiasumarga dan M. Taslim Ali, mendirikan Teater Balai Pustaka (1967). Memperkenalkan penyair Tradisional Gayo, To’et, mentas di kota-kota besar Indonesia. Menulis puisi, cerita anak-anak dan artikel seni dan sastra. Dipublikasikan di Koran dan majalah di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam . (tarina)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.