ANGIN LAUT TAWAR (Angin Danau)
Pengembara udara danau
Bisikkan daku resiamu mengatur ombak
Hingga perahu berlayar atas desahmu
Ikan berenangan di bawah lenganmu
Pengembara udara danau
Kisahkan daku peri perkasa tebing-tebing curam
Batu-batu bergantungan sunyi
Cemara menyanyi
Di tepian yang sabar menanti
Sahabat
Kuakkan kabut
Lepas caya sepenuhnya
Menimpa paras pagi tersipu
Agar pondok terkejut bangun
Dan manusia bangkit buru-buru
Nanti bila warna senja bergayutan
O, pengembara gelisah
Rebahlah sekejap
Biar limpur gundah bundaku
Dalam senyap yang labuhkan
LAUT TAWARKU
Di lereng-lereng gunung menujumu
Di atas bus yang menderu
Detak hati kian keras
Kuatir nasibmu
Sore itu
Parasmu diusap senja
Alangkah tenang
Salam sederhana kau ulurkan padaku
Tanpa iringan gelombang
Ataupun pikatan kecipak riak
Pertanda bulan akan mengambang
Dalam sunyi malam
Sebelum fajar
Perahu nelayan lesu
Pulang ke pangkalan
Setelah semalaman derendam dingin
Kulihat baju-baju lusuh
Dan mata diberati kantuk
Jalan yang meliku ke pangkuanmu
Wangi oleh kenangan lama
Kian terasa
Sentuhan riang riak-riakmu
Pada mukaku yang meminati
Jalan menurun ke jangtungmu
Lembut oleh siraman embun
Yang menetes teduh
Tanpa suara
Menjamah langkahku
Satu-satu
Kala kuturun ke tepian
Dengan debaran mesra di hati
SUNGAI PESANGAN
Airmu jernih
Kaca alam yang permai
Kala angin lena
Dalam genangan siang
Dengan kemilau
Caya surya
Kau elus kaki tebing
Yang berkukuh
Dalam tapanya bisu
Kadang arusmu gemuruh
Menempuh batu-batu
Seakan tergesa
Membawa berita
Putri hijau
Berbaju ular
Bakal bangkit
Dari danau
Arusmu pun gitu deras
Gitu tergegas
Hingga tak engah
Ada gadis
Membungkuk di tebing
Termangu mencari
Bayang cintanya hilang
Dalam golak air
Di antara batu-batu
Riakmu kecil-kecil
Putih-putih oleh bulan
Adalah selingan mesra
Dari umbang-ambing peristiwa
LK ARA adalah seniman Gayo yang bertaraf dunia. Beliau Lahir di Takengon, Aceh, 12 November 1937,dan kini kian produktif lantaran nyaris setiap hari menelurkan puisi. Perjalanan karis LK Ara sangat panjang, puluhan buku sudah dia lahirkan. Dalam karir pekerjaan, LK Ara pernah menjadi redaktur budaya Harian Mimbar Umum (Medan), Pegawai Sekretariat Negara, terakhir bekerja di Balai Puataka hingga pensiun (1963-1985). Bersama K. Usman, Rusman Setiasumarga dan M. Taslim Ali, mendirikan Teater Balai Pustaka (1967). Memperkenalkan penyair Tradisional Gayo, To’et, mentas di kota-kota besar Indonesia. Menulis puisi, cerita anak-anak dan artikel seni dan sastra. Dipublikasikan di Koran dan majalah di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam . (tarina)