Ekonomi warga makin baik, tukang ojek Redelong tersingkir

oleh

baharRedelong-LintasGayo.co : Usaha ojek sudah tidak menguntungkan lagi di Simpang Tige Redelong, ibukota Kabupaten Bener Meriah, demikian pengakuan Baharuddin, tukang ojek gaek yang memulai usaha jasa tersebut saat konflik Aceh berkecamuk.

“Kami hanya tinggal beberapa saja yang bertahan, tidak lebih dari sepuluh orang, itupun hampir tidak pernah lagi mangkal di pasar Simpang Tige Redelong,” ujar Bahar, Selasa 19 Agustus 2014.

Untuk melayani permintaan ojek, kata mantan karyawan PT. Kertas Kraft Aceh (KKA) ini, biasanya dirinya dihubungi melalui handphonenya (HP-red). “Karena sudah lama berprofesi sebagai tukang ojek, nomor HP saya banyak tersimpan di pelanggan. Jika perlu akan menghubungi saya,” ujar Bahar.

Pengakuannya, setiap harinya ada beberapa permintaan panggilan, kadang siang kadang malam. Selain si seputar kabupaten Bener Meriah dan Takengon, dirinya mengantar pelanggan hingga Lhokseumawe, Bireuen dan daerah lainnya.

“Biasanya orang yang perlu mendadak, perlu cepat yang minta jasa saya,” ujar Bahar.

Munculnya usaha jasa ojek di daerah tersebut menurut Bahar saat konplik Aceh berkecamuk. Warga Gayo yang umumnya petani di pelosok-pelosok eksodus ke kawasan ramai penduduk dan mencari usaha lain, salahsatunya jadi tukang ojek.

Lalu kenapa usaha tersebut makin tidak mengntungkan?, menurut Bahar penyebabnya adalah ekonomi masyarakat saat ini semakin baik. “Sekarang ini setiap rumah sudah ada sepeda motor, tentu jasa ojek makin tidak dibutuhkan,” pungkas mantan sopir bus PT. Aceh Tengah era 1970-an ini. (Khalis)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.