Siapa yang Pantas Wakil Gayo dari PKB…?

oleh
Caleg PKB untuk DPRA.(LGco-aman.ZaiZa)
Caleg PKB untuk DPRA.(LGco-aman.ZaiZa)
Caleg PKB Dapil 4 untuk DPRA.(LGco-aman.ZaiZa)

PARTAI Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi’ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi.

Partai ini pertama mengikuti pemilu pada tahun 1999 dan pada tahun 2004 mengikutinya lagi. Partai yang berbasis kaum NU ini sempat mengajukan Gus Dur sebagai presiden yang menjabat dari tahun 1999 sampai pertengahan 2001.

Pada tahun 2004, partai ini memperoleh hasil suara 10,57 persen (11.989.564) dan mendapatkan kursi sebanyak 52 di DPR. Lima tahun kemudan, Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 27 kursi (4,82 peren) di DPR. Ini berarti penurunan besar (50 persen kursi) dari hasil perolehan pada tahun 2004.

Tahun 2014 ini, PKB merupakan salah satu partai yang bisa mengikuti pesta raya demokrasi di Indonesia. PKB yang saat ini Ketua Umumnya dijabat Muhaimin Iskandar yang juga menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi (Menakertran) berusaha bisa mengulangi kejayaan pada Pemilu 2004 lalu.

Begitu juga untuk menuju kursi DPRA, khususnya untuk Daerah Pemilihan (Dapil) 4 untul wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah, PKB merekrut sejumlah tokoh yang sudah memiliki nama di dataran tinggi Gayo.

Untuk Dapil 4 ini, PKB merekrut para mantan birokrat, tokoh agama, tokoh perempuan, seniman, wartawan serta tokoh muda yang aktif dalam berbagai hal. Ini dilakukan untuk bisa meloloskan wakilnya dari Gayo ke DPRA.

Siapa saja mereka: Caleg Pertama: Ir H Wahab Daud. Mantan birokrat satu ini tak asing lagi bagi wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah. Ia juga pernah menjabat jabatan strategis d Gayo Lues, seperti Asisten II Sekdakab Gayo Lues dan Kepala Bappeda.

Pada Pilkada 2012 lalu, Wahab Daud merupakan salah satu kandidat Bupati Aceh Tengah yang berpasangan dengan Sugeng. Meskipun kalah dalam Pilkada tersebut, Wahab Daud memiliki jiwa “kesatria” yang menerima kekalahannya.

H.Wahab Daud pernah menceritakan yang dilansir alabaspos.com, massa saat terjadinya kisruh Pemilukada di Aceh Tengah, dirinya sempat ditanya oleh sembilan calon lainnya kenapa tidak ikut menggugat dengan enteng Wahab Daud menjawab “kalau kita gugat hasilnya apa”.

Kalau sudah kalah dalam pertarungan Pilkada, haruslah kita terima dengan lapang dada, kalau kita tidak bisa menerima, lalu, kita mau apa? tuntut sana sini? buat gerakan yang bermacam macam yang dampaknya tidak sehat secara demokrasi, lalu kalau kita buat seperti itu, hasilnya apa? yang jelas hasilnya hanyalah menambah beban dan pembiayaan yang tinggi, kalau sudah kalah sebaiknya kita legowo saja,itu saja selesai. Demikian dikatakan H.Wahab Daud saat bertemu dan berbincang dengan alabaspos.com di Blangkejeren 18 September 2012.

Caleg ke dua: Tgk Adami. Caleg satu ini merupakan tokoh agama dan merupakan seorang pemimpin pasantren di Aceh Tengah. Hanya saja kiprahnya dalam dunia politik tidak diketahui secara pasti.

Caleg ke Tiga: Khatijah. Tidak ada refrensi penulis untuk caleg satu ini. Namun yang past dia merupakan salah satu caleg perempuan dari dua caleg perempuan yang diusung partai yang berbasis islam ini.

Caleg ke empat: Jauhari Ilyas. Caleg satu ini juga memiliki nama populer Jauhari Samalanga. Tokoh muda kelahiran Takengon, 19 Mei 1967. Di percaturan seniman lokal, namanya sudah cukup familiar. Dia mulai meniti karir dan terjun ke dunia seni sejak Aceh masih digoyang konflik. Nama belakang Samalanga diperolehnya semata-mata karena kedua orang tuanya berasal dari Samalanga.

Perjalanan karirnya dimulai dengan prestasi masa kecil yang tergolong biasa. Sekolah dasar ia tempuh di SD Negeri 3 Takengon, kemudian berlanjut ke SMP Negeri 3 di kota yang sama. Jenjang pendidikan SMA, Joe yang akrab disapa menempuh pendidikan di SMA 1 Takengon hingga kelas 2, selanjutnya kelas tiga dihabiskan di SMA Negeri 1 Samalanga. Setamat dari sana ia merantau ke Jakarta dan tercatat sebagai mahasiswa di Institute Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta.

“Saya bergelut di dunia seni dan media sejak tahun 1991,” kata Jauhari sambil mengisahkan kedua orang tuanya merantau dari Samalangan ke Takengon dengan membuka usaha pandai bese cap B3 di Simpang Wariji.

Seabrek aktivitas sudah dilakoninya. Pada tahun 2002-2006 dia diangkat menjadi Pemimpin Perusahaan Majalah Acehkita, menjadi Promotion Event, Coordinator Area PT. Solusi Gemilang Pratama Jakarta pada tahun 2007-2009, lalu dia juga menjabat Direktur Sobat Communication-Banda Aceh pada tahun 2007-2009 dan Manager Marketing dan Promosi Tabloid Mingguan SIPIL di Banda Aceh tahun 2009 – 2010, ditambah ia juga pernah menjabat sebagai Konsultan Media di Pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya. Ia juga ikut berperan di Dunia Melayu Dunia Islam (SDMDI)-Aceh.

Wartawan Atjehpos.com ini, merupakan pendiri Lembaga Nyawoung Aceh tahun 2000, aktif di Forum Seni dan Budaya Aceh (SeBA), juga merupakan pendiri Tabloid Asasi di Lhokseumawe.

Kecintaannya akan Gayo di didikasikannya lewat Inisiator dan Direktur Komunikasi pertunjukan Lembaga Budaya Saman, Humas dan Marketing Yayasan Buntul Kubu Jakarta, produser album Denem Palut Lengkawi Ujang Lakiki. Yang sepektakuler menjadi produser album Nyawong, sebuah gebrakan revolusi musik di Aceh.

Caleg ke lima: Edi Maryono. Ini merupakan tokoh muda dan aktivis LSM. Baginya, kegiatan LSM yang telah dijalani beberapa tahun belakangan ini, akan diteruskan meski nantinya dan akan lebih banyak di ranah politik.

“Saya siap untuk itu Takengon, Aceh Tengah,” tulis Edi Maryono dalam tweeter @Ed1Maryono yang kini beralamat di Bireuen. Meskipun demikian, tekadnya untuk membangun Aceh Tengah sangat besar.

Caleg ke enam: Bulkis Aliwari. Sama dengan Caleg perempuan no 3 dari PKB ini, penulis sangat kurang refrensi tentang apa kegiatan yang berusaha menuju parlemen DPRA dari Dapil 4, Aceh Tengah dan Bener Meriah ini. Satu-satunya yang bisa dilihat, bahwa Bulkis beralamat di Banda Aceh.

Dari enam orang Caleg PKB dari Dapil 4 ini, kira-kira siapa yang layak menuju kursi DPRA. Tentunya, kita berharap siapapun yang terpilih nantinya harus mampu memperjuangan aspirasi masyarakat di dataran tinggi Gayo terutama di dua kabupaten yakni Aceh Tengah.

Jangan sampai salah memilih, sebab jika salah lima menit dalam bilik suara, sama saja kita mengalami kesalahan besar selama lima tahun. Cukup sudah wakil-wakil yang selama ini tak dari wilayah pemilihan Dapil 4 yang dulunya ikut bergabung Kabupaten Bireuen, namun nyaris tak ada berbuat untuk Gayo.

Minggu depan, Insya Allah kita  akan kupas Caleg dari Partai No urut 3 yakni Parkat Keadilan Sejahera (PKS). Penulis sangat berharap, guna memperkuat refrensi. Caleg dari PKS yang mau disajikan profilnya bisa mengirim riwayat hidup singkat ke email redaksi pada: redaksi.lintasgayo@yahoo.com atau langsung ke email penulis pada aman.zaiza@yahoo.com.

Semoga informasi singkat ini bermanfaat bagi pemilih kita di tanoh Gayo. Bagi yang ingin dipublikasikan secara detil, bisa juga dengan mengirim curriculum vite (CV) ke redaksi LintasGayo.co dengan syarat bisa dibaca di http://lintasgayo.co/2013/10/14/menuju-parlemen-2014.(aman.Zaiza#3)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.