Tenda Tempatku Bermimpi Ku berjalan menelusuri ujung melewati kaki-kaki manusia yang berhimpitan melihat wajah-wajah manusia yang murung Kutundukkan tubuhku Karena tenda ini
Puisi “Anakku” Malindayani
Anakku Anakku… kutanam di halaman sepohon pinus agar aku tetap bersamamu… mengingatmu ketika aku lupa pada waktu yang berjalan Tetaplah bersamaku.. memberi
Puisi Gempa “Gayo Enam Koma Dua”
AKTIVITASNYA selaku pengelola Humas Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Aceh Tengah, menuntut Darmawan S.Sos.I untuk selalu pegang kamera. Dan disana pun, terpanggil
La Tahzan Gayo
Oleh: Risman A Rachman Bagaimana aku tiada bersedih? Bumiku guncang, retak, ambruk Di sana mereka tertimbun, terhimpit, terjepit Diam, dan kaku, usai
Puisi “Gempa” Santy
karya Santy Saat kita merasakan geta ran yang begitu hebat berbisik suara yang begitu dahsyat entah dari mulut siapa raga terasa tak
Puisi “Lembar Sunyi” dan “Surat Dari Blang Mancung”
LEMBAR SUNYI seorang penyair mencari sahabatnya yang juga penyair di Blangmancung dengan rasa murung ia membayangkan peristiwa tak terperikan rumahrumah serata tanah
Puisi Zuliana Ibrahim = PRAY FOR GAYO =
Oleh: Zuliana Ibrahim Gayo pada lepas siang selasa lalu lagi, bumi seperti memetik degup seketika haus tasbih menyerak batin sepasang mata bicara
- Sebelumnya
- 1
- …
- 202
- 203
- 204
- …
- 206
- Berikutnya
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.