Robi Sugara
Di pasar rakyat menukar peluh dengan sekarung beras
Di ladang petani meratapi wabah yang menggilas
Di kampung rakyat terkepung lintah darat
Sementara di kota jalan macet dipenuhi mobil baru pejabat
Rakyat menangis karena mengais
Ratapan menatapi mirisnya kehidupan
Terpontang mencari pagi untuk menghidupi sore
Sementra di gedung kehormatan yang kita sebut parlemen
Goyang dombret mengguncang kursi empuk
Diiringi nyanyian lagu dangdut
Mana lagi terdengar suara yang terinjak
Karna musik menyumpal telinga
Mana lagi tanpak pengajuan pembangunan
Karena meja rapat telah menjadi meja pesta pora
Rakyat selalu menggu janji
Yang diteriakan lantang di mimbar pidato
Tapi yang terlihat haya tawa kalian yang riang
Sebab tunjangan naik
meski perut kami tetap menjerit [SY]
Takengon, Agustus 2025