TAKENGON-LintasGAYO.co : Kepala BNN Provinsi Aceh, Brigjen Pol Drs. Marzuki Ali Basyah, MM mengatakan, saat ini lebih dari 80 ribu masyarakat Aceh terpapar narkoba.
Pernyataan itu dia sampaikan saat memberikan sambutan, pada acara tes urine bagi karyawan dan pemandu arung jeram di bawah Koperasi Jasa Syari’ah Wisata Alam Gayo, Jum’at 30 Mei 2025.
Sebagaimana diketahui kegiatan itu dilaksanakan Koperasi Jasa Syari’ah Wisata Alam Gayo bekerjasama dengan BNNK Bireuen yang turut dihadiri Kepala BNN Provinsi Aceh.
Terkait : Ratusan Karyawan dan Pemandu Arung Jeram Koperasi Jasa Syari’ah Wisata Alam Gayo Dicek Urine
Brigjen Marzuki mengatakan, angka 80 ribu lebih itu, setara dengan 1,7 persen jika jumlah penduduk Aceh saat ini 5,2 juta jiwa.
“Dan 80 persen yang terpapar itu dimulai dari ganja, artinya ganja memang familier di Aceh,” tegasnya.
Disampaikan lagi, di dunia saat ini ada 1273 jenis narkoba. Namun kata dia, yang baru terdaftar (sebagai narkoba) di Indonesia itu sekitar 127-an.
“Artinya, ada lebih dari 1000 jenis narkoba yang saat ini belum terdaftar di Indonesia. Ini menjadi perhatian serius kita ke depan,” kata Marzuki.
Marzuki mencontohkan, tembakau gorilla. Dimana kata dia, tembakau gorilla belum terdaftar sebagai jenis narkoba, dan BNN beberapa waktu lalu, sudah mendaftarkannya.
“Jadi kalau jenisnya belum terdaftar, maka pemakainya tidak bisa dihukum. Inilah bahanyanya, padahal kandungannya (jenis narkoba yang belum terdaftar), itu sama dengan narkoba yang sudah didaftarkan. Bahayanya juga sama, sama-sama buat orang mabuk,” ungkapnya.
Begitu juga dengan kecubung, dan jamur tai kerbau yang berwarna biru, dimana dua jenis ini dihasilkan oleh alam. Namun, disalahgunakan oleh manusia.
“Ini di Indonesia ada, efeknya sama dengan narkoba dan sudah ada yang pakai. Namun, belum terdaftar sebagai narkoba,” ujarnya.
Ia pun mengaku bangga, dengan generasi muda yang bekerja di Koperasi Jasa Syari’ah Wisata Alam Gayo, yang mau mengecek dirinya apakah terpapar narkoba atau tidak.
“Ini penting, karena kita tidak tahu apa yang kita makan apakah dicampur narkoba atau tidak,” sebutnya.
Iapun menceritakan pengalamannya selama bekerja di BNN Aceh. Dimana kata dia, ada seorang tokoh yang baru makan Kuah Beulangong, dan setelah di cek urine positif narkoba.
“Ternyata kuah beulangongnya dikasi ganja. Ini yang kita khawatirkan, makanya rutinkan diri mengecek tubuh kita apakah bebas atau tidak dari narkoba,” sebutnya.
Lain itu di Aceh kata dia lagi, ada cerita yang mengharukan. Ada orang tua mempekerjakan 3 orang anaknya untuk menjadi pengemis.
“Mirisnya, hasil dari anaknya mengemis, dibelikan narkoba oleh ayah dan ibunya. Dan saat ini, orang tua itu sudah ditahan, dan ketiga anaknya dilakukan rehabilitasi di Dinas Sosial Aceh,” kata Brigjen Marzuki.
Ia pun mengajak semua kalangan untuk memberantas peredaran gelap narkoba. Marzuki bercerita, dua hari lalu di perairan Kepulauan Riuu, ditangkap 2 ton sabu-sabu.
“Dan di Aceh, beberapa waku lalu kita tangkap pembawa 38 Kg kokain, ini sudah narkoba kelas tinggi,” sebutnya.
“Untuk itu, saya minta adik-adik saya penggemar olahraga, jangan coba-coba dengan narkoba. Karena narkoba sudah merambah ke semua kalangan, tinggal meledaknya saja,” demikian Brigjen Pol Drs. Marzuki Ali Basyah.
[Darmawan]