Oleh : Iman Ahmadi, S.Pd*
Melengkan merupakan pidato adat yang disampaikan oleh Reje (kepala kampung) ataupun orang yang ditunjuk oleh Reje yang memiliki kemampuan dan pemahaman dalam hal olah kata tersebut.
Melengkan merupakan bentuk seni
sastra lisan yang digunakan pada upacara upacara adat Gayo (Baihaqi AK dkk, 1978).
Gaya bahasa melengkan dipenuhi dengan sajak, istilah dan qiyas. Oleh karena itu seni sastra melengkan tidak bisa dilakukan
oleh seluruh masyarakat Gayo, bahkan untuk memahaminya saja sudah
tergolong susah dan rumit.
Meskipun demikian masyarakat Gayo terus mewariskan adat melengkan dari generasi ke generasi berikutnya sebagai upaya melestarikan dan mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan turun.
Melengkan merupakan salah satu bentuk kesenian masyarakat gayo semacam pidato adat yang menggunakan bahasa Gayo dalam bentuk lisan.
Dalam melengkan pada upacara penikahan terdapat pesan pesan dakwah :
Seperti anjuran menjalin hubungan silaturahmi antar sesama manusia, memuliakan tamu, memuliakan ahli bait, menjaga hubungan suami istri, mengingatkan agar tetap berbakti kepada kedua orang tua serta mengarahkan suami istri agar menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
Di antara manfaat adat melengkan adalah mengingatkan pasangan suami istri agar menjauhi perbuatan keji dan mungkar, selalu melakukan hal yang diridhai Allah, senantiasa berbakti kepada kedua orang
tua ,serta selalu menjaga kerukunan rumah tangga agar terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Kendala kendala dalam penyampaian melengkan adalah pertama, Melengkan menggunakan bahasa kiasan dan bersajak, sehingga tidak semua masyarakat Gayo mampu melakukannya.
Kedua, menggunakan bahasa yang relatif lebih halus sehingga relatif sedikit masyarakat Gayo yang mampu melakukannya.
Ketiga, sebagian pemelengkan kurang menguasai materi ataupun bahan yang akan disampaikan.
Keempat, sering terjadi Pemelengkan lupa materi yang akan disampaikan atau lupa sudah sejauh mana ia menyampaikan melengkan tersebut, sehingga mengganggu
pelaksanaan melengkan.
Mengingat melengkan merupakan warisan budaya Gayo yang berisi nilai nilai dakwah, maka perlu dijaga kelestariannya sehingga akan tetap bertahan di tengah tengah serangan budaya asing.
Berdasarkan kendala kendala di atas, maka untuk melestarikan melengkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, mulai tingkat Kecamatan hingga tingkat Desa penting melakukan usaha usaha pelestariannya, seperti melakukan pelatihan pemelengkan, sehingga setiap melengkan layak untuk
ditampilkan .
Pemerintah daerah mengadakan festival khusus tentang adat melengkan di kalangan pelajar, Aparatur Kampung, untuk harapan menjadikan adat melengkan memiliki daya tarik bagi generasi muda.
Materi melengkan perlu ditulis dan dibukukan, sehingga mudah untuk disampaikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah tanpa menghilangkan substansi Kearifan lokal melengkan tesebut.
*Pelaku Adat Istiadat Di Kampung Keramat Mupakat Kecamatan Bebesen