Oleh Dr. Johansyah, MA*
Salah satu kebahagiaan orang yang berpuasa adalah ketika tiba waktunya berbuka. Kalau menurut hadits, sebenarnya ada dua, selain bahagia ketika berbuka puasa, satu lagi adalah ketika dia bertemu dengan Allah SWT di akhirat kelak. Semoga kita juga mendapatkan kebahagiaan yang kedua ini.
Dalam urusan berbuka puasa, hendaknya kita juga memahami seperti apa berbuka puasa yang berkah. Yakni berbuka puasa sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nabi SAW.
Pertama, hendaklah orang yang berpuasa itu menyegerakan untuk berbuka puasa. Hal ini sesuai dengan sabda nabi SAW: Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa (HR. Bukhari dan Muslim).
Meski pun secara fisik mungkin masih kuat untuk berpuasa sampai malam, kita tetap dianjurkan untuk segera berbuka puasa. Sampai di sini bisa dipahami bahwa puasa itu bukan menguji kekuatan fisik seseorang dalam menahan diri dari makan dan minum, tapi yang lebih utama adalah kepatuhan pada ketentuan syari’at.
Sebab menahan diri dari makan dan minum hanyalah bagian kecil dari puasa yang memang bisa memberi dampak pada kemampuan manusia mengendalikan hawa nafsunya.
Kedua, pada saat berbuka puasa kita dianjurkan untuk membaca do’a. Seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, do’a yang dibaca yakni; “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.
Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pegasih lagi Maha Penyayang. Atau do’a yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud; “ Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insyaallah”.
Ketiga, disunnahkan berbuka dengan kurma dan air putih. Hal ini berdasarkan hadits nabi SAW; “Barang siapa yang berbuka puasa, hendaklah dia berbuka puasa dengan kurma, karena dia adalah keberkahan. Apabila tidak ada kurma, maka berbukalah dengan air karena dia bersih” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Berdasarkan hadits ini, berarti berbuka puasa yang disunnahkan itu adalah dengan kurma dan air putih. Saat ini menu berbuka puasa beragam modelnya, jangan sampai kita meninggalkan sunnah ini. Selain itu, jangan sampai kita berlebihan dalam menyediakan menu berbuka puasa.
Sebelum waktu berbuka, memang seolah semua habis dimakan, tapi setelah serinai berbunyi, tidak semua makanan dapat dihabiskan karena terlalu banyak.
Hati-hati, jangan sampai ada makanan yang mubazir dan dibuang. Hal ini tentu saja melenceng dari sunnah, dan tidak lagi mengandung berkah. Dari itu, jangan terlalu bernafsu untuk banyak membeli menu berbuka puasa.
Ini juga menjadi bagian terpenting dari praktik berpuasa, yakni menahan diri dari keinginan untuk membeli menu berbuka yang berlebihan.
Terakhir, dalam kaitannya dengan berbuka puasa sekedarnya saja dan menghindari mubazir, maka kita dianjurkan untuk berbagi dengan orang lain yang juga berpuasa.
Hal ini ditegaskan dalam banyak riwayat, bahwa nabi SAW bersabda; “Siapa saja yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud).
Inilah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berbuka puasa agar kita mendapatkan keberkahan. Satu hal lagi, ingat bahwa kita harus tetap terus berusaha mengendalikan diri.
Bukan berarti setelah berbuka puasa kita juga bebas melakukan sesuatu, tapi harus tetap berusaha mengendalikan diri. Kalau tadinya menahan marah karena puasa, setelah berbuka puasa kita tetap berusaha menahannya. Wallahu a’lam Bishawab!
*Penulis adalah Dosen STIT Al-Washliyah Aceh Tengah