TAKENGON-LintasGAYO.co : Pengurus Forum DAS Kreung Peusangan (FDKP), membahas isu strategis terkait konservasi DAS yang mengaliri 5 kabupaten/ kota di Aceh tersebut.
Strategi perlindungan Retensi air pemukaan baik rawa dan paya, kemudian advokasi berbagai kasus ilegal di DAS Peusangan, menjadi salah satu pembahasan utama FDKP dalam rapat pengurus lembaga itu yang berlangsung, Senin (16/12/2024).
“Seperti konflik satwa dan
kasus kehutanan yang masih marak terjadi, strategi mdan model advokasi mengawal ini menjadi pembahasan kami,” ungkap Suhaimi, Selasa (17/12/2024).
Topografi DAS Peusangan dalam bentuk Prototype atau Miniatur DAS Peusangan jelas Suhaimi, juga menjadi masukan dalam rapat kepengurusan.
Selain itu regulasi imbal balik jasa lingkungan atau CSR tingkat provinsi juga turut menjadi pembahasan.
“Mitigasi tentang bencana alam, kemudian perubahan iklim perlu menjadi kajian oleh lembaga kompeten, yang didorong oleh FDKP,” ungkapnya.
Rehabilitasi hutan dan lahan, rencana pengembangan konservasi gajah turut menjadi perhatian pengurus FDKP dalam pertemuan itu.
Namun demikian, Suhaimi menyebut perlunya dilakukan pertemuan rutinitas 5 Kabupaten kota yang berada terdampak DAS Peusangan setiap tahun.
“Kemudian isu di hulu, pengelolaan danau terpadu sebagai hulu DAS Peusangan, seperti rencana tata ruang Danau Lut Tawar, perlu dikawal FDKP, apalagi daerah ini sudah menjadi daerah wisata,” lanjut Suhaimi.
Pengurus FDKP juga mengusulkan pengembangan sistem agroforesty dalam perkebunan kopi, yang sebagian besar sudah dilakukan masyarakat
Sementara itu rekomendasi pertemuan FDKP dalam rapat pengurus tersebut, Suhaimi memaparkan kesimpulan, yakni pengkajian kebijakan pengelolaan DAS. Koordinasi dan konsultasi dengan para mitra, penyusunan rencana kerja, memberi masukan dalam penyusunan kebijakan,
“Kemudian kami diminta untuk melakukan integrasi kepentingan berbagai pihak untuk konservasi DAS Peusangan,” ungkapnya.
Selain itu, pengetahuan dan pengembangan peran masyarakat di hulu dan hilir DAS Peusangan, penyelesaian konflik
Manusia dengan satwa, serta upaya sosialisasi dan edukasi terkait merawat dan menjaga keberadaan DAS Peusangan.
Pada kesempatan tersebut, hadir turut hadir Chik Rini dari WWF Indonesia. Sejumlah pendiri FDKP juga hadir, seperti Razuardi, yang kini terpilih sebagai Wakil Bupati Bireuen terpilih, Djumhur AB yang juga pendiri Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar (FPDLT).
Peneliti DAS Peusangan dari Universitas Al Muslim, Cut Azizah yang juga Anggota Dewan Pengawas FDKP, Dede Suhendra, Pendiri FDKP sekaligus fasilititator pada pertemuan itu, serta Munawar, Rahmat Sadri, Maulidin, masing-masing merupajan pngurus harian FDKP, Hardi Selisihmara, yang juga pendiri dari unsur Pemkab Aceh Tengah, Kasmin, pendiri dari unsur masyarakat.
[Ril]