[Puisi] Ditiga Hari Yang Lalu
Irfan Syahrial
Jalan masih dicoba untuk dibuka
Lampulo dalam pembersihan puing puing pilu
Tsunami luluh lantakkan negeri, ditiga hari yang lalu
Mencoba berjalan tegar mencari hilangnya sanak saudara
Tulisan arang itu adalah saksi dalam hitungan
Jumlah korban tertera di dinding yang tak lagi disebut rumah
Lupakan sejenak haus dan lapar sekejab waktu
Bau menyengat dipenciuman hanyalah angin lalu
Hati ini bergejolak tak henti berdoa
Tekad sertakan kekalutan dari bayangan mimpi
Lamunan ditemani api dari kumpulan puing kayu
Deburan suara ombak lautan sayup terdengar rendah
Bagaikan jeritan minta tolong sehadirnya malam tiba
Sungguh, tak mampuku tahankan tangis
Gelimpangan mayat itu adalah “Saudaraku”
Atas, bawah, depan, belakang dan samping tak luput penglihatan
Tertindih, terlentang, telungkup, tergantung, tertanam bahkan pisah terlepas
Insanpun tak sanggup menjalankan sempurna kifayahmu
Mengubur sertakan satu liang nisan dalam hikmat doa kesyahidan
Saudaraku
Allah Maha sebaik baik tempat untuk kembali [SY]
Lampulo-Banda Aceh, Desember 2004
Irfan Syahrial, Lahir 1983 dan menetap di Takengon Aceh Tengah, Berdarah Bayur Minang Tanjung SumBar dan Dayak Maanyan, Barabai Banjar KalSel. Lulusan 2002 dari SMA Negeri 2 Takengon Jurusan Bahasa Sastra Indonesia. Alumni 2006 GPAI pada STAI Gajah putih Takengon, Pernah Mengajar di beberapa sekolah, dibener meriah dan Gayolues, Tergabung dibeberapa komunitas Seni, hobi menulis dan bermusik juga membuat essai, artikel dan puisi dimuat di media online www.lintasgayo.co dan lain-lain. Salah satu dari 34 penulis dari 70 penulis yang karyanya dimuat dalam Buku “Antologi Puisi Modern” Introspeksi, Memandang Aceh Dari Satu Kacamata” curator dan penyunting Salman Yoga S. Takengon: The Gayo Institute (TGI), 2024. Bekerja sebagai Abdi Negara pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah.