Mamat, Katak Batil dan Pemilu

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

“Gak…gak…gak…meh ampa meh dedak, tenaruh gere mubayang (gak…gak…gak…habis ampas, habis dedak, telor belum terbayang” demikian gerutu Katak Batil menirukan gaya dan suara itik.

“Langkah ini nge mujadi lipe (Kali ini sudah menjadi ular)” sahut Mamat menimpali rasa putus asa Katak Batil tetangganya.

Wajar Katak Batil putus asa. Pasalnya, dia telah berjumpa langsung kepada konsituennya. Kampanye dari kampung ke kampung. Berjuang merebut hati masyarakat dengan menggadaikan harga dirinya dari pintu ke pintu. Tapi semua usahanya mendulang suara berujung kecewa.

Apalagi sebelumnya ungkapan sinis bisik-bisik tetangga, “Ambil uangnya, tapi jangan pilih orangnya” semula mengkhawatirkan dirinya, kini telah menjadi kenyataan.
Sehingga tidak heran Mamat sering menasihati Katak Batil dengan kalimat satire, kadang sarkasme. Menyakitkan hati memang.

Profesi Mamat hanya sebagai petani dan nelayan. Tapi pengetahuannya tentang politik di atas rata-rata masyarakat di kampungnya. Sebagai konsultan politik kampung, siapapun mudah mencari Mamat, kalau tidak ada di kebun, pasti sedang mancing di danau Lut Tawar.

Mamat pandai membuat istilah bagi para politisi licik. Dia mengistilahkan setiap politisi yang mengandalkan hartanya untuk meyakinkan konstituennya dengan istilah Katak Batil yang membawa isme pembodohan.

Tetangga Mamat yang baru saja berdialog dengannya tadi hanya salah satu Katak Batil. Masih banyak tersebar di negerinya Katak Batil lainnya dengan julukannya masing-masing. Ada yang disebut “Katak Batil upuh jebel”, “Katak batil
350 ribu”, “Katak Batil janji karet” dan lain-lain.

Secara umum segala upaya pembodohan kepada masyarakat luas, Mamat menyebutnya sebagai Katak Batil atau tepatnya ideologi “Katakbatilisme.”

Kumpulan Katak Batil yang mewakili kita adalah sebuah kecelakaan. Jangan harap ada pembelajaran agar kita menjadi pinter karena sejak awal menanamkan bibit kebodohan.

Mamat sadar betul tentang kesialan masyarakat untuk beberapa tahun ke depan. Tapi orang kritis seperti Mamat tidak banyak. Bisa tergolong langka di negeri ini. Jangkauannya tidak luas, Mamat hanya bisa menasihati seorang Katak Batil, tetangganya.

(Mendale, Pebruari 14, 2024)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.