[Puisi] Biru Mata Tiga Anak Palestina
Salman Yoga S
Di hari menjelang subuh itu
Tiga anak tidur pulas tanpa tungku
Dalam mimpinya langit penuh cahaya
Berseliweran melengkung kalung
Kembang api berekor berlari
Keesokan harinya salah seorang terjaga
Di pipinya bercak merah menganga
Jeritnya pelan lirih tak menyerah
Hingga rebah di bangsal berinpus putih
Dua anak lagi tak bangun-bangun
Goncangan tanah seperti di ayun-ayun
Dentuman mengelegar
Malam menjadi penghantar
Mata keduanya membelalak hayat
Langit berasap peka
Menempatkan mereka kepenantian
Syurga yang penuh dengan mainan
Dimana kembang api dan cahaya pecah
Menjadi buah-buahan
Reruntuhan dan debu menjadi hujan
Berbagi tak pernah kehabisan
Reduk mata birunya
Menggempa
Batinku
Takengon, 2023